Mataram, selaparangnews.com, - Istilah radikalisme akhir-akhir sering muncul dalam lini massa. Terkait dengan itu, Korem 162/WB memberikan penyuluhan kepada ibu-ibu Persatuan Dharma Pertiwi Cabang NTB Daerah J di Aula Sudirman Makorem 162/WB jalan Lingkar Selatan nomor 162 Mataram, Senin (11/11). Dharma Pertiwi merupakan perkumpulan para istri TNI baik Persit KCK untuk istri anggota TNI AD, Jalasinatri untuk istri anggota TNI AL dan Pia Ardhya Garini untuk istri anggota TNI AU.
Komandan Korem 162/WB Kolonel Czi Ahmad Rizal Ramdhani, S.Sos., SH. M.Han., dalam sambutannya menjelaskan tentang radikalisme. "Radikalisme adalah suatu paham yang ingin melakukan perubahan secara masif, sistimatis pada sistem sosial dan politik dengan menggunakan cara-cara kekerasan dan ekstrim," jelas Danrem.
Menurutnya, kelompok radikal umumnya menginginkan perubahan dalam waktu singkat, drastis dan terkadang bertentangan dengan sistem sosial yang berlaku. Untuk saat ini, radikalisme sering dikaitkan dengan terorisme karena kelompok radikal melakukan cara apapun untuk mencapai keinginannya, termasuk dalam bentuk teror kepada pihak yang tidak sepaham dengan mereka.
Adapun cara dalam penyebaran paham radikalisme bisa dengan melakukan pertemuan langsung atau memanfaatkan tekhnologi yang ada seperti internet untuk mempengaruhi masyarakat yang menjadi target mereka.
Danrem berharap agar para istri Tentara tersebut setelah menerima penyuluhan, dapat menangkal penyebaran paham radikalisme terhadap diri sendiri, keluarga dan dilingkungan tempat tinggal sehingga dapat memperkecil dan menutup ruang gerak yang menganut paham radikal.
Sementara Ketua Dahrma Pertiwi Ny. Kirana Rizal Ramdhani memberikan apresasi atas pelaksanaan penyuluhan tentang radikalisme kepada ibu-ibu Dahrma Pertiwi sebagai penambah wawasan dan pengetahuan tentang paham radikal.
Ny. Kirana juga meminta kepada para peserta untuk memperhatikan materi yang diberikan dan menanyakan apabila kurang jelas sehingga bermanfaat bagi diri dan keluarga khususnya pengawasan terhadap anak-anak dalam penggunaan media sosial mengingat penyebaran paham radikal juga bisa melalui media sosial seperti foto dan video.
Usai memberikan sambutan, kegiatan dilanjutkan dengan pemberian materi penyuluhan oleh Kasi Intelrem 162/WB Mayor Inf Hendra Sukmana. (SN-Red)