Foto: Abd Ali Mutammima Amar Alhaq -Mahasiswa Sosiologi Universitas Mataram |
Opini - Sejak tahun 2014 berdasarkan keputusan Presiden RI
Nomor : 39 tahun 2014 tentang Hari Keluarga Nasional (Harganas) yang
diselenggarakan setiap tanggal 29 Juni. Harganas dimaksudkan untuk mengingatkan
kepada masyarakat Indonesia akan pentingnya keluarga sebagai sumber kekuatan
untuk membangun bangsa dan negara. Pelaksanaan Harganas pada tahun ini berbeda
dari tahun-tahun sebelumnya, karena saat ini Indonesia dan bahkan semua negara
dibelahan dunia lainnya sedang tertimpa musibah bencana non alam pandemi
Covid-19.
Kini kita telah memasuki era new normal (tatanan
baru atau kenormalan baru) dalam melakasanakan aktivitas harian dengan tetap
menerapkan protol kesehatan seperti rajin mencuci tangan, tetap menggunakan
masker saat keluar rumah, dan tetap
menerapkan physical distancing saat berinterkasi dengan orang lain. Selama 4
bulan pandemi Covid-19 ini, sebagian besar masyarakat berada di rumah. Inilah
kemudian harus dijadikan momentum oleh masyarakat, disamping untuk memperkuat
ikatan keluarga juga untuk membiasakan semua anggota keluarga melaksanakan
GERMAS atau Gerakan Masyarakat Hidup Sehat, serta melakukan perkuatan terhadap
fungsi keluarga.
Bebeberapa bulan yang lalu tepatnya pada tanggal 16
Maret 2020, pemerintah menghimbau agar masyarakat stay at home (di rumah saja) bekerja dari rumah, belajar dari
rumah, mengurangi tempat keramaian, dan melaksanakan ibadah keagamaan di rumah
dengan kata lain semua kegiatan dilaksanakan di rumah. Sebelum pandemi Covid-19
melanda seluruh dunia khususnya Indonesia, sebagian besar masyarakat disibukkan
dengan berbagai aktivitas diluar rumah yang tak jarang membuat intensitas berkumpul
dengan keluarga menjadi sedikit, karena berbagai kegiatan di luar rumah menyita
waktu, sehingga sedikit waktu untuk diam di rumah dan berkumpul bersama
keluarga.
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat
yang terbagi atas dua tipe yaitu keluarga batih yang merupakan satuan keluarga
yang terkecil yang terdiri atas ayah, ibu, serta anak (nuclear family) dan keluarga luas (extended family).
Dalam sosiologi keluarga dikenal adanya
pembedaan antara keluarga bersistem konsanguinal yang menekankan pada
pentingnya ikatan darah seperti hubungan antara seseorang dengan orang tuanya
cenderung dianggap lebih penting daripada ikatannya dengan suami atau istrinya
dan keluarga dengan sistem conjugal menekankan pada pentingnya hubungan
perkawinan (antara suami dan istri), ikatan dengan suami atau istri cenderung
dianggap lebih penting daripada ikatan dengan orang tua.
Pandemi Covid-19 memang merupakan sebuah musibah,
tetapi kita juga harus percaya bahwa dibalik sebuah musibah pasti ada
hikmahnya. Menurut penulis, dua hikmah besar
yang dapat kita rasakan selama
wabah pandemi Covid-19 ini. Yang pertama masyarakat dapat berkumpul
kembali bersama keluarga, dan yang kedua dapat
terlaksananya fungsi-fungsi keluarga. Adapun beberapa fungsi keluarga
yaitu:
Pertama,
Fungsi Pendidikan
Kebijakan Kementerian Pendikan dan Kebudayaan dalam
rangka memutus mata rantai penyebaran Covid-19,
memberlakukan penerapan pembelajaran
belajar di rumah. Secara formal fungsi pendidikan anak-anak telah
diambil alih oleh sekolah, tetapi secara informal fungsi pendidikan keluarga
masih sangat penting guna membuat anak memiliki sopan santun yang baik. Dan
situasi Covied- 19 tak bisa dipungkiri pula bahwa anak
merasa tidak nyaman dengan belajar di rumah, anak tak bisa berkumpul dan
bermain dengan teman-temannya, maka orang tua harus mencari cara untuk dapat
membuat anak bisa nyaman belajar di rumah, yang sekalius dengan situasi saat ini telah mengembalikan
tugas dan tanggung jawab orang tua dalam melaksanakan pendidikan bagi
anak-anaknya.
Kedua,
Fungsi Keagamaan
Keluarga sebagai sekolah pertama bagi anak-anaknya
harus mampu menanamankan dan menumbuhkan kembangkan nilai-nilai agama, sehingga
seorang anak bisa menjadi manusia yang agamis, berakhlakul karimah dan memiliki
keimanan dan ketakwaan yang kuat. Orang tua
harus mampu memberikan keyakinan kepada anak-anaknya bahwa bahwa wabah
Covid-19 sebagai ujian keimanan dan kesabaran. Himbauan pemerintah untuk tetap
diam dirumah memberikan peluang para orang tua untuk menanamkan fungsi keagamaan
kepada anak-anaknya secara berkesinambungan.
Ketiga,
Fungsi Apeksi
Keluarga harus memberikan cinta dan kasih sayangnya
setulus hati kepada anak-anaknya. Para psikiater berpendapat bahwa barangkali
penyebab utama gangguan emosional, masalah prilaku dan bahkan kesehatan fisik
yang terbesar adalah “ketiadaan cinta”
yakni ketidak adanya kehangatan, hubungan kasih sayang dalam suatu lingkungan
asosiasi yang intim.
Keempat,
Fungsi Perlindungan
Keluarga harus memberikan rasa aman dan nyaman serta
harus senantiasa memperhatikan kesehatan anak-anaknya karna anak sangat rentan
terkena wabah pandemi Covid-19. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
mengemukakan fakta bahwa tingkat penularan virus corona pada anak-anak di
Indonesia tergolong cukup tinggi sehingga harus membuat orangtua waspada.
Kelima,
Fungsi Ekonomi
Wabah pandemi Covid-19 berdampak pada di bidang ekonomi. Keuangan keluarga
mengalami defisit anggaran yang disebabkan ketidakseimbangan antara pemasukan
dan pengeluaran. Sementara itu semua kebutuhan keluarga harus tetap terpenuhi.
Keluarga harus menanamkan pentingnya hidup hemat kepada anak-anaknya, belajar
menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa mendatang. Mencari
sumber-sumber penghasilan lain misalnya mengembangkan bisnis online, atau membuka usaha dari rumah. Mengatur
penggunaan penghasilan keluarga dalam rangka memenuhi kebutuhan keluarga.
Dengan cara ini selain menyelamatkan ekonomi keluarga juga menyelamatkan
keluarga dari bahaya penyebaran Covid-19.
Keenam,
Fungsi Sosial Budaya
Keluarga harus tetap mengajak anak-anaknya membantu
dan peduli antar sesama agar terciptanya kehidupan yang baik. Dengan adanya
wabah ini keluarga juga harus senantiasa mengingatkan anak-anaknya agar ikut melaksanakan himbauan pemerintah.
Menjalankan fungsi-fungsi keluarga ini tentunya
membutuhkan kerjasama antar semua anggota keluarga. Peran serta semua anggota
keluarga sangatlah penting untuk tetap saling mengingatkan, dan menjaga diri
agar terhindar dari Wabah Pandemi Covid-19.
Semoga momentum berkumpulnya keluarga di rumah
menjadikan keluarga sakinah, mawaddah dan warohmah yakni keluarga yang selalu
diberikan kedamaian, ketentraman dan dipenuhi oleh cinta dan kasih sayang.
Zaman memang sudah berubah tapi manusia tetap sama.
Kita tetap butuh cinta, kebahagiaan dan kehangatan dalam sebuah keluarga.
Selamat Hari Keluarga Nasional ke 27, kita kembali perkuat fungsi keluarga
untuk mewujudkan generasi emas. (Abd Ali Mutammima Amar Alhaq)