Foto: Ripa'i Pajrin, Kades Surabaya, Kecamatan Sakra Timur, Lotim |
Lombok Timur, Selaparangnews.com
– Guna menghindari munculnya dugaan
miring dari masyarakat terkait pendataan penerima bantuan, Pemerintah Desa Surabaya, Kecamatan
Sakra Timur, Kabupaten Lombok Timur mendorong supaya proses Verivalid
(Verifikasi dan Validasi) Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dilakukan
secara terbuka.
Hal itu disampaikan Kepala Desa
Surabaya, Ripa’i Pajrin pada saat menggelar Musyawarah Desa (Musdes) bersama
semua lapisan masyarakat, mulai dari Kepala Dusun, Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda beserta elemen Muspika setempat pada Senin 27 Juli 2020 di Teras Masjid
At-Taqwa Desa Surabaya yang berada persis di depan Kantor Desa.
Dalam sambutannya, Kepala Desa
Surabaya, Rifa'i Pajrin meminta kepada semua masyarakat yang hadir dalam agenda
Musdes itu untuk meninjau dan memberi masukan terkait data DTKS yang ada.
Tidak hanya itu, dia juga
berpesan kepada semua Kepala Wilayah atau Kadus agar melakukan pendataan secara
teliti guna memastikan warga yang masuk dalam DTKS sesuai dengan kriteris yang
sudah ditetapkan.
"Untuk para Kadus, sebagai
kepala wilayah kekadusan mari kita data masyarakat kita dengan teliti,
bapak-bapak Kadus lah yang lebih tahu kondisi warga di bawah" Ajaknya
Ripa’i. Selasa. (28/07/2020) sembari mengingatkan para Kadus supaya memastikan
dengan hati-hati dan penuh pertimbangan jika ada warga yang sudah meninggal,
pindah domisili atau kemampuan ekonominya meningkat agar segera diambil
tindakan
“Mungkin ada nama wargan kita
yang sudah meninggal atau pindah domisili di DTKS itu, atau barangkali saat ini
sudah mampu secara ekonomi, mara sama-sama kita tinjau kembali” Sambungnya.
Dia melanjutkan, bahwa pendapatan
perkapita warga Desa Surabaya rata-rata di bawah Rp. 1.000.000 atau sekitar Rp.
500. 000 yang diperoleh dari hasil bertani dan menjadi buruh tani.
"Saya bisa pastikan bahwa
pendapatan warga kami disini hanya lima ratus ribu perbulan dan itupun mereka
peroleh dari hasil bertani dan sebagian menjadi buruh tani bahkan kita semua
tahu kalau industri pertanian di wilayah kita
sifatnya musiman akibat air sawah masih bergantung pada air hujan,”
Paparnya.
Kepada para peserta yang hadir,
Ripa’I menegaskan bahwa dari 755 KK yang dikeluarkan oleh Kementerian Sosial RI
itu tidak semuanya mendapatkan bantuan, karena sebagian dari data itu yang masuk
dalam daftar tunggu
“Ini yang arus kita pahami, meski
data itu dikeluarkan oleh Kemensos tapi Ada sebagian yang masuk daftar
tunggu," Jelasnya,.
Ripa’i menyebutkan bahwa data
penerima bantuan di Desa Surabaya itu antara lain adalah untuk penerima banyuan Program
Keluarga Harapan (PKH) sebanyak 307 KK, penerima perluasan Bantuan Pangan Non
Tunai (BPNT) ialah sebanyak 155 KK. “Untuk BPNT awal kita dapat kuota sebanyak
96 KK” terangnya.
Sementara untuk penerima Bantuan Sosial Tunai (BST) ialah sebanyak 221
KK. Yang masuk ke rekening ialah sebanyak 22 KK, penerima Bantuan Langsung
Tunai Dana Desa (BLT DD) ialah sebanyak 254 KK, jaring Pengaman Sosial (JPS)
Gemilang Provinsi sebanyak 96 KKdan yang terkahir ialah dari JPS APBD kabupaten
sebanyak 431 KK.
Kendati demikian lanjutnya, dia
mengaku bahwa masih banyak dari warganya yang belum tersentuh oleh bantuan.
Karena itulah dia langsung mengusulkannya agar segera dikoordinir dalam bantuan
tersebut.
"Namun yang menetapkan warga
tersebut dapat bantuan atau tidak, baik PKH atau BPNT merupakan wewenang
pemerintah pusat melalui Kemensos," Imbuhnya.
Mengakhiri sambutannya, Ripa’i memberikan permakluman kepada peserta yang hadir sebagai pertimbangan Kemensos
melalui para pendamping kabupaten bahwa memiliki rumah bagus bukanlah indicator
untuk menetapkan penerima bantuan. Pasalnya, meskipun memiliki rumah yang bagus
dan permanen, tapi belum tentu penghasilannya mampu mencukupi kebutuhannya
sehari-hari.
"Memang benar, warga yang
diusulkan itu rata-rata punya rumah yang bagus,
tapi itu hasil mereka menjadi buruh di luar negeri dan jelas mereka
tidak punya pendapatan tetap dan rata-rata punya tanggungan sehingga saya anggap
mereka layak untuk dibantu," tutupnya. (SN-05)