Notification

×

Iklan

Iklan

MPLS Selesai, SMAN 2 Selong Mulai KBM Secara Daring

Thursday, July 30, 2020 | July 30, 2020 WIB Last Updated 2021-04-01T19:01:35Z

Foto: Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Selong

Lombok Timur, Selaparangnews.com – Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bagi peserta didik baru di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Selong, Kecamatan Selong Kabupaten Lombok Timur telah selesai per Kamis 23 Juli minggu lalu.

 

Wakil Kepala Sekolah SMAN 2 Selong Bidang Kesiswaan, Zainul Muttaqin S. Pd. menyampaikan bahwa kegiatan MPLS itu dilakukan secara luring (luar jaringan/Offline) mengingat belum adanya surat pemberhentian MPLS tatap muka dari pemerintah Provinsi.

 

“Sebelum surat itu turun, kami sudah selesai melakukan MPLS,” jelasnya. Rabu (29/07/2020).

 

Meskipun dilakukan secara luring, Zainul Muttaqin mengaku mekanisme MPLS itu dilakukan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Karena itu, peserta didik baru  SMAN 2 Selong yang megikuti MPLS dibagi menjadi tiga kelompok, di mana tiap kelompok terdiri dari 100 orang.

 

Zainul Muttaqin melanjutkan, pada tahun ajaran 2020/2021 ini, SMAN 2 Selong mendapatkan murid sebanyak 336 orang yang dibagi ke dalam 10 kelas: 6 kelas untuk jurusan IPA dan 4 kelas untuk jurusan IPS. “Cuma dua jurusan itu yang ada di SMAN 2 Selong,” tambahnya.

 

Saat ini, lanjutnya, proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) sudah mulai dilakukan secara daring (dalam jaringan), meskipun masih perlu dilakukan evaluasi. Apa sebab? karena banyak di antara peserta didik yang masih terkendala dalam proses menerima pembelajaran secara daring tersebut.

 

Dia menyebutkan, kendala  utama yang dihadapi oleh siswa-siswi  SMAN 2 Selong dalam proses KBM secara Daring itu ialah pada kemampuan orang tua peserta didik untuk memfasilitasi anaknya untuk bisa mengakses proses pembelajaran. “Dalam hal ini, misalnya adalah kuota internet” imbuhnya.

 

Ketika ditanya apakah tidak ada subsidi kuota dari sekolah, Zainul Muttaqin menjawab bahwa hal itu sebenarnya sudah dilakukan pada tahun ajaran sebelumnya, yakni pada semester genap. Namun untuk semester ganjil di tahun ajaran baru ini belum dilakukan. Karena masih ada persoalan yang belum selesai dibicarakan yaitu mengenai masa pencairan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan masa belajar siswa yang tidak sama.

 

“Kalau dana BOS itu kan keluar setiap triwulan, sementara pembelajaran dilakukan setiap pekan, jangan-jangan proses pembelajaran sudah berlangsung tapi dana BOS belum keluar,” ucapnya.

 

Dia mengaku sangat mendukung hal semacam itu. Bahkan dia berharap media ikut menggaungkan hal itu demi kelancaran proses KBM. Dia berharap teman-teman pers menyuarakan itu hingga ke tingkat Kementerian supaya dana BOS bisa difokuskan untuk membiayai KBM secara daring, baik untuk membayai guru maupun peserta didiknya.

 

“Itulah permasalahan kita, bahkan mungkin di seluruh Indonesia. Makanya keluhan itu jadi topik pembahasan di ILC (Indonesian Lawyer Club) tadi malam,”ungkap Zainul Muttaqin  sembari mengatakan bahwa di SMAN 2 Selong saja yang bisa dikatakan perkotaan masih menyimpan persoalan apalagi di pedesaan.

 

Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah SMAN 2 Selong Bidang Kurikulum Hilmi Setiahati menyampaikan bahwa bagi siswa yang memilki fasilitas, mereka mengikuti proses belajar melalui aplikasi Google Classroom, “Sementara bagi peserta didik yang tidak punya fasilitas, seperti handphone, maka kami memberikan tugas secara luring” jelasnya.

 

Dia mengaku bahwa sebelum melakukan proses pembelajaran melalui aplikasi Google Classroom para guru di sana sudah megikuti pelatihan. Karena itu dia yakin proses belajar menggunakan aplikasi tersebut akan berjalan dengan lancar.

 

“Untuk jadwal, per hari itu kita buat 3 mata pelajaran. Dan  untuk tugas kita minta Bapak Ibu guru memberikan waktu selama 1,5 jam” tutupnya. (SN-05)


×
Berita Terbaru Update