Foto: Alat Pendakian di Kaldera Camp dan Ilustrasi |
Lombok Timur,
Selaparangnews.com
- Euforia masyarakat terkait dengan dibukanya kembali wisata di wilayah
konservasi Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) berdasarkan pengumuman berbentuk surat dari
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan No.
PG.033/T.39/TU/KSA/07/2020 bukan hanya dirasakan oleh pengunjung yang
berdatangan. Tapi disisi lain juga menjadi angin segar bagi pengusaha rental
penyewaan alat pendakian khususnya yang berada di wilayah Lombok Timur
Ditemui
di tempat usaha kecilnya bernama Kaldera Camp berlokasi di Gang Santren Mulang,
Kecamatan Lenek, Kabupaten Lombok Timur, Irman selaku pengelola mengungkapkan
kebahagiaannya karena telah dibukanya wisata yang menjadi salah satu penggerak
mode usahanya yakni dengan menyewakan peralatan yang dibutuhkan oleh pendaki
lokal maupun mancanegara.
"Kami
sangat bersyukur karena dari kemarin sudah mulai dibukanya tempat-tempat
destinasi wisata pendakian seperti bukit yang ada di wilayah TNGR, Sembalun dan
Suela", uangkapnya. Sabtu, (11/07/2020).
Pria
yang akrab di panggil Among ini juga memaparkan jika tarif yang dipasang jika
ada wisatawan domestik yang datang menyewa peralatannya tersebut masih
tergolong dalam harga yang pas dikantong mayoritas warga kelas menengah.
"Di
tempat usaha kecil kami ini juga masih menawarkan harga yang cukup
bermasyarakat, seperti tenda ini hanya 30 ribu permalam kalau pendaki ingin ke
bukit, tapi jika mereka ingin ke Gunung Rinjani itu cuman 25 ribu saja
permalam", tunjuknya sambil menjelaskan fungsi dari alat-alat tersebut.
Detail
harga dari alat-alat tersebut hanya berbeda di tenda saja, yakni dengan rincian
tenda 30 ribu permalam jika ke Bukit dan 25 ribu jika ke Gunung Rinjani, tas
gunung (carrier) 15 ribu permalam, sleeping bad 10 ribu permalam, kompor 10
ribu permalam, dan alat masak (nesting) 10 ribu permalam.
"Jika
ada konsumen yang lebih dari 100 ribu menyewakan alat kami itu akan diberikan
gratis satu perlatan lagi dan jika lebih dari 150 ribu nanti kita akan cashback", ulasnya.
Selain
itu, Ia juga menerangkan bahwa saat ini hanya menerima konsumen bagi yang ingin
mendaki ke bukit saja. Karena informasi yang jelas tentang pembukaan khusus
jalur Rinjani belum ia terima secara jelas sampai saat ini.
"Untuk
saat ini memang pelanggan kami rata-rata ke bukit karena untuk pendakian Gunung
Rinjani sendiri itu informasinya masih simpang siur kami terima, jadinya saat
ini hanya fokus melayani pelanggan yang ke bukit saja", jelasnya.
Untuk
saat ini, ada beberapa destinasi wisata bukit yang sedang hit di kalangan
kunsumennya yang datang ngrental yakni bukit pergansingan, bukit nanggi, bukit
anak dara, bukit mantong, bukit savana, bukit propok (TNGR) dan bukit pal
jepang (Suela).
"Yang
sedang hit di anak muda sekarang ini bukit-bukit yang ada di Sembalun, di
wilayahan TNGR, dan terakhir kemarin di buka itu bukit pal jepang yang ada di
Suela", paparnya.
Ia
juga selalu menginformasikan kepada konsumennya agar tetap menggunakan protokol
kesehatan nantinya jika akan mendaki, baik ke bukit atau ke gunung. Menurutnya,
jika nantinya Gunung Rinjani dibuka itu seharusnya pendaki melewati jalur yang
resmi seperti jalur Sembalun, jalur Senaru, jalur Aikberik, dan jalur Timbanuh.
"Saya
tetap memberi informasi kepada konsumen yang datang menyewa ke sini agar tetap
mematuhi Prokes yang ada kalau mereka
ingin ke bukit. Dan jika nantinya mereka ingin mendaki Gunung Rinjani alangkah
baiknya jika melalui jalur resmi saja lebih aman dan terjamin", himbaunya.
Di
tempat yang sama, Rahman selaku pelanggan tetap di Kaldera Camp juga merasakan
Euforia yang sama dengan dibukanya kembali wisata bukit yang ada di wilayah
TNGR tersebut.
"Saya
sudah 3 minggu berturut-turut tetap menyewa disini. Dan saat ini saya menyewa
tenda 3 buah, carrier 2 buah, kompor 1 buah dan matras 4 buah", pungkas
Rahman.
Menurut
Rahman sendiri jika melihat pengalamannya beberapa minggu terakhir jika pendaki
ingin ke bukit harus tetap mentaati protokol kesehatan yang di anjurkan oleh
pemerintah. Yang lebih penting lagi untuk diketahui bahwa setiap bukit sekarang
ini mempunyai kuota maksimal pengunjung perhari dan itupun harus dibooking
terlebih dahulu melalui situs masing-masing bukit.
"Memang
kita tetap harus menggunakan masker dan membawa hand sanitizer agar bisa ke
wisata bukit. Seperti minggu kemarin kami 17 orang naik ke bukit Pal Jepang itu
sebelum naik kami diperiksa dulu apakah sesuai dengan prosedur kesehatan atau
tidak", tungkas Rahman. (SN-06)