Notification

×

Iklan

Iklan

Perkuat Basis Data Kawasan Kumuh dan Stunting di Lotim, Dinas Perkim Gelar FGD

Tuesday, July 28, 2020 | July 28, 2020 WIB Last Updated 2021-04-15T18:30:41Z
Foto Kegiatan FGD Dinas Perkim Lotim Bersama Puluhan Desa dan Kelurahan Terkait Persoalan Kawasan Kumuh dan Stunting

Lombok Timur, Selaparangnews.com – Guna memastikan basis data yang valid serta pola penanganan yang tepat terhadap kawasan kumuh dan stunting di Lombok Timur, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) Kabupaten Lombok Timur menggelar FGD (Focus Group Discussion) bersama puluhan Pemerintah Desa di Aula Dinas Perkim pada Senin Pagi, 27 Juli 2020 dengan tema Program Penataan Permukiman Kegiatan Penyuluhan dan Pembinaan Kawasan Kumuh.

Dalam sambutannya untuk kegiatan itu, Kepala Dinas Perkim Lotim, Ir. Sahri menjelaskan kepada para peserta bahwa tujuan utama kegiatan diskusi terpusat itu ialah untuk menyerap aspirasi-aspirasi Pemerintah Desa dalam menangani masalah kawasan kumuh dan stunting di Desanya masing-masing.

Dia menuturkan, kegiatan itu akan dilaksanakan selama dua hari, mengingat keadaan yang tidak membolehkan mengumpulkan orang terlalu banyak. “Yang diundang untuk mengikuti kegiatan itu ialah Desa dan Kelurahan yang masuk dalam SK tentang kawasan kumuh dan kawasan stunting” jelasnya.  Selasa. (28/07/2020).

Sahri mengaku, salah satu faktor yang mendorongnya untuk segera melakukan kegiatan itu ialah karena banyaknya pertanyaan yang masuk kepadanya terkait data sebaran kawasan kumuh dan stunting di Kabupaten Lombok Timur,  mulai dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), wartawan hingga tokoh masyarakat. “Dalam rangka menjawab pertanyaan itulah kita perlu menggelar kegiatan ini” ucapnya. 

Dia melanjutkan, karena dua topik yang dibicarakan menyentuh banyak aspek kehidupan, seperti aspek sosial dan kesehatan, maka Perkim menghadirkan dua pembicara utama dalam kegiatan itu, satu dari LSM, yaitu Konsepsi NTB yang akan memberikan asupan pengetahuan bagi Pemerintah Desa bagaimana melakukan analisis sosial di kawasan kumuh. Dan yang kedua ialah dari Dinas Kesehatan Lombok Timur yang akan memberikan pemahaman serta pola penangan terhadap persoalan tersebut, termasuk menjelaskan keterkaitan antara keduanya.

“Harapannya dengan menghadirkan mereka, kami punya satu basis data yang valid untuk menjadi acuan dan pertimbangan dalam mengentaskan kawasan kumuh dan stunting di Lotim” paparnya.

Salah satu pembicara yang hadir dalam kegiatan itu ialah Zakaria, SKM, M.M, Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan Bidang Pencegahan Penyakit pada Dinas Kesehatan Lombok Timur menyampaikan bahwa kawasan kumuh dan stunting memiliki kaitan yang cukup erat satu sama lain. 

Menurutnya, ada banyak faktor yang menjadi trigger (pemicu) terjadinya stunting, seperti keadaan lingkungan dan juga kesadaran masyarakat. “Oleh karenanya ada tiga hal penting yang perlu diintervensi oleh pemerintah, yaitu sanitasi dan air bersih, pelayanan kesehatan dan juga asupan gizi yang seimbang” tuturnya.

Karena itulah lanjut Zakaria,kegiatan FGD yang digelar oleh Perkim itu merupakan kesempatan untuk mendapatkan keterangan apakah Desanya masing-masing sudah masuk kategori ODF (Open Defecation Free). “Orang yang buang hajat sembarangan itu namanya ODF” tambahnya. 

Menurutnya, daerah kumuh itu sangat berkaitan dengan keadaan sanitasi di daerah tersebut. “Kalau daerah itu kumuh,  maka pasti karena sanitasinya jelek” kata dia sembari mengatakan bahwa dalam kegiatan itu dia akan memberikan masukan Pemerintah Desa bagaimana mewujudkan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) di Desa setempat. 

Dia menyebutkan bahwa upaya merubah kawasan kumuh menjadi kawasan  bersih dan sehat harus memenuhi lima pilar STBM yaitu memiliki adanya akses untuk jamban keluarga, tempat cuci tangan, akses air bersih, pengelolaan sampah dan air limbah. “Nah itu semua kaitannya dengan daerah kumuh,” jelasnya. 

Adapun hubungannya dengan Stunting ialah sebagai akibat dari daerah yang tidak memenuhi lima pilar STBM tersebut. Oleh karenanya, dia menilai bahwa stunting merupakan dampak langsung maupun tidak langsung dari suatu kawasan yang tergolong kumuh. “Iya benar, stunting itu akibat dari asupan makanan dan lingkungan yang tidak bersih yang dimulai sejak dalam kandungan, oleh karenanya harus diintervensi sejak dini, supaya orang-orang yang beresiko seperti ibu hamil dan juga bayi terhindar dari seranagan penyakit” tutupnya. (SN-05)
×
Berita Terbaru Update