![]() |
Foto: Alat Jaringan Internet Yang Dipasang Oleh Nusantara Hospot Disalah Satu Pelanggannya |
Lombok Timur, Selaparangnews.com - Program Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Lombok Timur yang akan meng-online-kan seluruh Desa di Lotim mendapat protes keras dari sebagian pengusaha wifi, "Jangan sampai itu mematikan usaha kita," ucap Makrifatullah selaku pengelola Nusantara Hotspot di Desa Sikur, Kec. Sikur, Kab. Lotim. Senin, (27/07/20)
Menurutnya, Pemerintah Lotim tidak pernah menimbang secara detail terlebih dahulu dampak yang akan diakibatkan jika program "Desa Pintar" hadir ditengah masyarakat. Secara langsung memang dianggap menguntungkan masyarakat, tapi disisi lain ada sebagian masyarakat yang dirugikan seperti pelaku usaha wifi.
Dalam hal ini, Makrifatullah meminta agar Pemerintah Lotim khususnya Diskominfo yang membuat program ini meninjau kembali efek yang akan ditimbulkan. "Saat ini, banyak tenaga kerja yang diserap oleh kita," ungkapnya kepada media.
Dilain tempat, Sulis yang juga sebagai penjual voucer wifi di Dasan Tinggi, Desa Kalijaga Tengah, Kec. Aikmel mengaku tidak setuju jika itu berimbas kepada pendapatan usaha wifi kecil-kecilan seperti dirinya. "Saya tidak setuju,"singkat Sulis.
Meskipun demikian dia tidak menutup mata jika ada bentuk kerjasama dengan pemerintah nantinya kepada pelaku usaha wifi, agar jangan sampai pengusaha wifi kandas dengan adanya program "Desa Pintar" ini.
Begitu juga dengan Abdul Kudus yang sejak beberapa bulan lalu, menggeluti usaha wifi yang dijalankannya secara mandiri. Menurut pria yang tinggal di Desa Suryawangi, Kec. Labuhan Haji, Kab. Lotim ini mulai resah dengan adanya rencana pembangunan tower sebanyak 28 di wilayah Lotim oleh Diskominfo.
"Kita lihat saja nanti seperti apa," tandas Kudus santai.
Mayoritas pengusaha wifi memang tidak menghendaki jika mereka tersaingi oleh Pemerintah. Dari segi kekuatan financial pastinya juga berbeda dengan pengusaha wifi yang rata-rata hanya mencari keuntungan yang sedikit. Dibandingkan dengan rencana Pemerintah yang akan menggandeng semua perusahaan provider yang ada di Lotim.
Lain halnya dengan Deny pengusaha wifi dari Desa Anjani Selatan, Kec. Suralaga, Kab. Lotim yang menanggapi santai hal tersebut. Menurut Deny, hal itu bisa sebagai pembanding antara pengusaha dan Pemerintah tentang siapa yang lebih kreatif cara marketing dan kualitas pelayanannya.
"Kami juga bisa belajar nantinya kalau ada program seperti itu dari Pemerintah," terang Deny.
Ia sama sekali tidak keberatan jika nantinya Pemerintah sudah merealisasikan program "Desa Pintar" yang direncanakan tahun ini akan diterapkan. "Tidak sama sekali," jawab Deny ketika di tanya keberatan atau tidak. (SN-06)