Foto: Ilustrasi (Doc. Goggle.com) |
Lombok Timur, Selaparangnews.com - Angka kemiskinan di Nusa Tenggara Barat mengalami kenaikan 0,9 persen dari jangka waktu September 2019 sampai dengan Mei 2020. Berdasarkan data rilisan Badan Pusat Statistik (BPS) NTB menyebutkan peran komoditi makanan lebih besar mempengaruhi persentase peningkatan jika dibandingan dengan komoditi non-makanan seperti Pendidikan, Kesehatan, Perumahan dan Sandang. Lalu timbul pertanyaan di masyarakat Lombok Timur, berapakah jumlah dari angka kemiskinan yang disumbangkan oleh Lotim?
Jika di jumlahkan dari yang 0,9 persen maka penduduk NTB ada 8.210 orang yang bisa ditarik berada di bawah garis kemiskinan. Itu artinya dari masing-masing Kabupaten yang ada di NTB tentu mempunyai angka sumbangan yang berbeda-beda.
Akan tetapi, memang dari BPS Lotim sendiri sampai dengan saat ini belum merilis data yang pasti mengenai kenaikan angka kemiskinan di Lotim
"Sampai saat ini memang kami belum merilis angka tersebut, yang kemarin itu hanya rilisan dari BPS Provinsi,"jelas Ir. Lalu Putradi selaku Kepala BPS Lotim. Sabtu, (18/07/2020)
Adapun jika tidak ada kendala nantinya data tersebut akan dirilis oleh BPS Lotim pada bulan November mendatang. Mengingat kondisi saat ini yang masih dalam pandemi Covid-19 juga menjadi salah satu kendala ke depannya.
"Nanti pada bulan November baru kami bisa merilis angka pastinya itu berapa,"sambungnya.
Menyikapi data dari BPS Provinsi memang menurutnya kemungkinan tidak jauh berbeda dengan yang ada di Kabupaten. Faktor seperti komoditi makanan menurutnya masih menjadi hal utama jika kenaikan angka kemiskinan di Lotim bertambah.
"Pastinya tidak jauh kemungkinan nanti data dari Provinsi itu akan sama dengan data yang akan keluar di Lotim," tuturnya.
Pria yang baru saja seminggu menjadi Kaban ini juga menyebutkan kalau angka peningkatan itu pasti ada, hanya saja Ia belum bisa menentukan jumlahnya berapa dan faktor apa saja yang mempengaruhinya.
Sebetulnya kendala saat ini di berbagai instansi ataupun OPD khususnya di Lotim sama saja yakni masih adanya pandemi Covid-19, tak terkecuali di BPS sendiri.
Nanti jika petugas BPS Lotim turun ke lapangan dengan mengambil sampel, maka otomatis akan ada kendala karena masyarakat sebagai pelaku sampel belum tentu menerima kedatangan orang baru. Ditakutkan orang tersebut akan membawa virus ke area lingkungannya.
"Mudah-mudahan kita tidak terkendala Covid-19 besok November," imbuhnya. (SN-06)