![]() |
Foto: Hj. Masnan, S.Pd, Kepala Disperindag Lombok Timur |
Lombok Timur, Selaparangnews.com - Bekas pasar paok motong yang berada di Desa Paok Motong, Kec. Masbagik, Kab. Lombok Timur masih dalam proses peninjauan tentang keberlanjutan fungsi pembangunannya, "Rencana kita akan bangun Ruang Terbuka Hijau (RTH) disana," kata Hj. Masnan, S.Pd selaku Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lombok Timur. Senin, (27/07/20)
Ia menjelaskan, konsep awal dari usulan beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan tim percepatan pembangunan di hadapan Bupati Lotim H.M. Sukiman Azmy, yang dimana eks pasar paok motong ada wacana desain Ruang Terbuka Hijau, namun belum final. Dengan dekorasi di tengah akan dibangunkan panggung, disisinya ada lapangan hijau dan disamping tempat pelapak Usaha Kecil Mikro (UKM) menjajakan produknya.
Konsep awal tersebut menurut Masnan sangat tepat, mengingat saat ini di Lotim belum mempunyai tempat terbuka seperti itu. Ini juga sebagai langkah positif bagi pelaku UKM karena dengan demikian akan menambah pendapatannya.
"Kalau kami fokus ke peningkatan kualitas UKM nantinya disana, jika sudah direalisasi dan selesai," tandas Masnan.
Dari sisi peningkatan perekonomian dan kualitas infrastruktur memang bekas pasar paok motong sudah tepat di jadikan RTH. Sebab dari sisi ekonomi, pasti akan banyak serapan UKM atau pedagang kecil yang akan memanfaatkan tempat tersebut karena dinilai strategis.
Untuk saat ini, tindakan belum dapat dilakukan karena menunggu hasil musyawarah tim percepatan pembangunan bersama OPD terkait, tim anggaran dan kepala daerah sekiranya apa yang tepat ditonjolkan dan dibangun pada eks pasar paok motong tersebut.
"Kalau ada orang yang melewati jalan provinsi, pastinya akan melirik jika nantinya eks pasa paok motong itu sudah dijadikan RTH dengan desainan menarik," tambah Masnan.
Terpisah, Sahardi yang rumahnya tepat disebelah bekas pasar paok motong, menyambut bahagia jika benar nantinya di lahan yang sudah mulai tumbuh rumput liar itu akan dibangun RTH.
Foto: Eks Pasar Paok Motong
"Semoga saja cepat dibangun, bukan hanya sekedar rancangan," kata Sahardi.
Selain sebagai warga asli disana, dia juga sebagai pedagang yang masih bertahan walaupun pasar paok motong sudah dialihkan ke tempat yang baru. Ia mengungkapkan jika dengan beralihnya pasar tersebut sangat berdampak bagi pendapatannya. Bukan tanpa asalan ia tidak ikut beralih ke pasar baru, itu karena rumah yang sekaligus menjadi kiosnya.
"Jika saya ikut otomatis tambah biaya sewa tempat lagi dan pelanggan pasti susah untuk mencari," ungkap Sahar.
Begitu pula dengan Rukimah yang merupakan pedagang kedua setelah Sahardi yang tidak ikut pindah ke pasar baru paok motong. Rukimah sangat sepakat nantinya jika eks pasar paok motong menjadi RTH. Hal ini menguntungkan dirinya yang sebagai pedagang kecil disana. "Kalau informasi itu benar, saya menyambut baik," ucap Rukimah.
Saat ini pendapatan Rukimah masih ditopang dengan adanya pabrik penggilingan daging yang tidak ikut pindah ke pasar baru paok motong. Dengan begitu karyawan pabrik tetap membeli dagangannya untuk sementara.
"Kalau tak ada pabrik ini, pasti saya juga ikut pindah," tutup Rukimah. (SN-06)