Foto: Kantor Bulog Lombok Timur |
Untuk itulah, fungsi seluruh
gudang Bulog yang ada di wilayah Lotim harus maksimal sesuai dengan apa yang
diamanatkan. Di Lotim sendiri, gudang penyimpanan Bulog berada di tiga lokasi
yaitu, gudang Sikur, gudang Sakra, dan
gudang Lendang Batu.
Selain itu, untuk mengantisipasi
hal-hal yang tidak diinginkan ke depannya. Bulog Lotim sudah menyimpan cadangan
beras 100 ton untuk mengantisipasi bencana di kemudian hari yang tidak bisa
diprediksi.
“Seluruh Bulog di Indonesia juga
telah menyimpan cadagang beras 100 ton per-kabupaten,” ungkap Harisun. Saat
ini, ia tetap melakukan penyerapan gabah sampai dengan akhir tahun, tujuannya
agar harga beras tetap stabil.
Adapun untuk penyaluran beras,
Bulog Lotim hanya menyalurkan ketika ada operasi pasar dan Ketersediaan Pasokan
Stabilisasi Harga (KPSH).
“Apabila dibutuhkan oleh
pemerintah untuk mengeluarkan cadangan, maka kami selalu siap, itupun harus ada
surat tanggap darurat terlebih dahulu,” kata Harsiun.
Partner Bulog Lotim sampai saat
ini masih intens berkolaborasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan
(Disperindag) Lotim dan Dinas Pertanian Lotim. Untuk menjaga agar pasokan beras
dan harga beras tetap stabil di wilayah Lotim.
Regulasi memang harus dicermati
dan ditaati dengan benar oleh manajemen Bulog. “Karena satu karung itu, jika
dikeluarkan harus sesuai dengan regulasi yang ada,” tutur Harisun. (SN-06)