Foto: Jalan Di Desa Pandanduri Yang Sebelumnya Kerap Dijadikan Lokasi Balap Liar |
Lombok Timur, Selaparangnews.com - Pemerintah Desa Pandanduri geram
dengan aktivitas balap liar yang dilakukan oleh sekelompok oknum di sebagian
jalanan bendungan Pandanduri. "Kami sudah buatkan polisi tidur di tempat
yang sering dijadikan lokasi balap liar itu," tandas H. Marwin, Kepala
Desa Pandanduri, Kecamatan Terara, Lombok Timur. Sabtu, 22/8/2020
Tujuan dibuatkan polisi tidur di
tengah jalan tersebut, tidak lain supaya oknum yang sering balap liar tidak
bisa melakukan aktivitasnya di sana.
"Kita buatkan supaya mereka
tidak bisa kebut-kebutan lagi," kata Marwin. Jadi, kendaraan yang biasa
berlalu-lalang tentunya tidak berpengaruh terhadap keberadaan polisi tidur tersebut.
Menurutnya, dalam waktu dua bulan
terakhir memang sudah tidak ada lagi oknum yang sering balap liar di jalan
tersebut. iapun bersyukur kondusifitas masyarakat di sekitar Bendungan
Pandanduri bisa kembali aman dan damai.
"Saat pembuatan polisi tidur
tersebut, kami bekerjasama dengan Balai Wilayah Sungai (BWS)," ujar
Marwin. Kendati demikian, ia tidak lengah dalam hal ini, ia tetap intens
bekerjasama dengan pihak kepolisian agar tidak ada lagi aktivitas balap liar
yang meresahkan masyarakatnya.
Sebelum dibuatkan polisi tidur
tersebut, dari pihak kepolisian Kecamatan Terara sendiri tetap melakukan
pengawasan di lokasi. Tetapi, itu tidak membuat jera oknum-oknum pembalap liar.
Maka dari itu, solusi Pemdes
Pandanduri dalam hal ini dinilai sangat tepat. Keberadaan polisi tidur bukan
hanya mengurangi aktivitas balap liar, tapi itu juga menyebabkan tidak ada lagi
oknum yang berani balapan liar di jalan itu.
"Sebelum dibuatkan polisi
tidur, mereka sering balap liar menjelang magrib dan setelah magrib,"
ungkap Marwin.
Selama ini Marwin selaku pihak
Pemdes tidak bekerja sendirian terkait dengan aktivitas balap liar. Akan
tetapi, ia selama ini juga dibantu oleh pemuda sekitar untuk mengusir
oknum-oknum tersebut.
Terpisah, Ahmad salah satu warga
Jurang Gedoh yang berlokasi di dekat tempat balap liar tersebut menerangkan,
sebelum pembuatan polisi tidur yang sekarang ini, pembuatan polisi tidur juga
pernah dilakukan sebelumnya.
"Itu pembuatan polisi tidur
yang kedua, dulunya sudah dibuatkan juga tapi di rusak oleh mereka," tutur
Ahmad.
Dari pantauan Ahmad sendiri,
oknum yang sering melakukan aktivitas balap liar bukanlah dari warga
Pandanduri. Melainkan warga luar yang notabenenya jauh dari Desa Pandanduri
sendiri.
"Kalau warga di sini, mana
ada yang berani balap liar," kata Ahmad.
Saat ini Ahmad dan warga di
sekitarnya sangat bersyukur, dengan tidak adanya lagi aktivitas balapan liar di
jalan Bendungan Pandanduri.
"Alhamdulillah sekarang
tidak ada lagi, kami merasa tenang karena tidak ada lagi kebisingan,"
syukur Ahmad. (SN-06)