Foto: Logo Pepadu Badjang |
Lombok Timur, Selaparagnews.com – Pepadu Badjang merupakan salah satu wadah yang didirikan oleh Helmy Prastowo Budi beserta kawan-kawan, untuk mengapresiasi karya musik yang dihasilkan oleh warga, khususnya yang berasal dari Lombok Timur. “Pepadu Badjang dibangun dengan niat agar menjadi wadah bagi pegiat musik khususnya di Lotim, dan umumnya di NTB,” jelas Helmy, Founder Pepadu Badjang. Senin, 24/8/2020
Gerakan Pepadu Badjang yang dimulai sejak tahun 2017 yang lalu, yang saat ini lokasi basecampnya terletak di Dusun Berembun, Desa Danger, Kecamatan Masbagik. Telah melahirkan puluhan musisi Lotim yang tentu bukan hanya berkualitas. Akan tetapi juga harus tetap konsisten berkarya, karena tujuan utama dari Pepadu Badjang sendiri ialah merangkul pegiat musik agar tetap berkarya tanpa harus memikirkan laku, terkenal, ataupun mendapat uang.
“Bukan tetang layak atau berkualitas, tapi kualitas dan layak tersebut juga sesuai dengan prosesnya,” tandas pria yang sudah 18 tahun melanglang buana di Yogyakarta ini. Di umur Pepadu Badjang yang 4 tahun berjalan ini, tentunya Helmy dan kawan-kawan tetap konsisten untuk mengajak, mensupport dan membantu pegiat musik agar percaya bahwa karya itu adalah investasi yang harus dikembangkan setiap harinya.
Dalam pandangan Helmy, pegiat musik di Lotim masih minim. Untuk itulah, ia selalu memberikan pengetahuan bagi pegiat musik khususnya di Lotim, tentang tata cara atau aturan main di dalam dunia permusikan.
Selain itu, pria kelahiran Masbagik dan besar di Pringgabaya ini juga mengakui bahwa sampai dengan sekarang ini, masih banyak pegiat musik di Lotim yang belum faham serta belum sadar bahwa karya itu merupakan investasi yang besar. “Pelan-pelan, kami percaya bahwa kelak teman-teman pegiat musik akan percaya dan sadar bahwa karya itu adalah bagian dari investasi,” tuturnya.
Salah satu contoh yang dilakukan Helmy dan kawn-kawan di Pepadu Badjang ialah, mengkolaborasikan anak kampung bernama Gellen Martadinata yang berasal dari Desa Lendang Nangka, Kec. Masbagik dengan artis Singapore. Bahkan sekaligus diproduseri oleh label dari Singapore. “Misi kita yakni orang yang berada di kampung juga harus bisa bekerjasama dengan siapapun asalkan ada niat dan konsisten dengan karyanya,” cerita Helmy.
Sebagai informasi, pembiayaan dalam management Pepadu Badjang murni dari swadaya mereka tidak ada campur tangan dari investor maupun pemerintahan.
Helmy percaya, dengan segala kuasa yang diberikan oleh Tuhan akan mampu menggerakan niat baiknya. “Finansial Pepadu Badjang sampai dengan saat ini masih diberikan oleh Tuhan Yang Maha Asyik,” sebutnya.
Dengan menerapkan prinsip bermimpi terlebih dahulu, kemudian menabung untuk meraih mimpi tersebut. Ia yakin, suatu saat cita-cita tulusnya bagi pegiat musik di Lotim akan terealisasi dengan baik. “Kami akan terus berjalan selama Tuhan masih ngasih kita rizki,” kilas Helmy. (SN-06)