Foto: Warga Dan Pengunjung Minum Air Salah Satu Lingkoq |
Dalam keseharian warga Lombok, Lingkok diartikan sebagai tempat mengambil air, dan siwak itu sama dengan Sembilan yang menandai jumlah tempat air tersebut, uniknya, dari jumlah tempat mengambil air yang Sembilan itu, fungsinya berbeda antar satu dengan yang lain.
Misalnya Ada yang di fungsikan
khusus sebagai tempat mencuci, ada yang difungsikan sebagai tempat minum,
tempat mandi pria, tempat mandi wanita dan lainnya.
"Fungsinya beda-beda, tempat
nyuci lain, tempat mandi, minum dan sebagainya berbeda, kecuali lingkok untuk Raja dan Putri Raja, itu
tempatnya terpisah dan di pagari oleh masyarakat setempat, dan tempat tersebut
di beri nama lingkoq datu" terang Amaq Sam, salah satu petani diareal
tersebut, pada media ini, Sabtu, 15/08/2020.
Ia kembali menuturkan, pada waktu
tertentu, ada juga pengunjung yang datang untuk berziarah, bersemedi dan bahkan
sampai menginap kawasan lingkoq datu, karena tempat tersebut diyakini memiliki kekuatan
gaib.
“Ada-ada saja orang kesini untuk
bersemedi dan bertapa, karena mereka yakin lingkoq itu keramat”. Sambung Amaq
Sam.
Amaq Sam melanjutkan, kehidupan
di kawasan lingkoq siwak sama persis dengan apa yang terdengar pada bait-bait
lagu yang berjudul Inaq Tegining Amaq Teganang, Lagu yang tidak asing di
telinga masyarakat Lombok.
Karena di lihat juga dari kontur
tanahnya, persis menggambarkan ladang yang luas dan banyak sapi serta kerbau
yang berkeliaran mengais makanan di sekitaran ladang.
Terpisah, Bayu, salah satu pemuda
asal Jerowaru yang kerap disapa Balong yang kini masih mengenyam pendidikan di
Universitas Hamzanwadi menerangkan bahwa, kisah antara datu (penguasa) dan pengarat
(penggembala) itu tidak hanya di dalam bait lagu Teganang dan Tegining. "Kisah
yang diurai dalam lantunan syair teganang dan tegining masih berlaku sampai
sekarang" terangnya. (CR.SN-02).