Notification

×

Iklan

Iklan

Maknai Kemerdekaan, Begini Suara Generasi Muda NTB Peraih Beasiswa Luar Negeri

Monday, August 17, 2020 | August 17, 2020 WIB Last Updated 2021-04-01T18:26:25Z
Foto: Peraih Beasiswa LPP-NTB dari samping kiri Deny Susanti, Sri Trisna Dewi, Taufik Kurniawan, Hazairin Alfian, Yolanda Agus Septiana

Lombok Timur, Selaparangnews.com – Berbagai macam cara perayaan HUT RI ke 75 tahun 2020 dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Tak terkecuali generasi muda peraih beasiswa Lembaga Pengembangan Pendidikan NTB (LPP-NTB) yang memaknai hari merdeka dari sudut pandang pendidikan yang berbeda-beda.

“Kemerdekaan itu adalah menyadari bahwa Indonesia tidak hanya sadar akan keseragaman,” sebut Taufiq Kurniawan peraih beasiswa LPP-NTB ke Negara Polandia. Senin, (17/8/20).

Lebih dalam lagi ia memaparkan jika masyarakat Indonesia juga harus mengedepankan keberagaman. Karena dengan begitu, masyarakat Indonesia lebih khususnya generasi muda NTB, mempunyai kesempatan untuk bermpimpi setinggi-tinggi.

Anak muda yang saat ini sedang menyelesaikan proses studinya dengan jurusan Tourism and Hospitality di Kampus Vistula University of Warsaw menuturkan, kesempatan harus dapat diraih oleh semua kalangan dan generasi. “Dengan kesempatan itu, kita bisa berkarya tanpa batas sebagai wujud bakti untuk bumi pertiwi,” tandas Taufik.

Pria yang berasal dari Dusun Mumbul, Desa Sikur, Kec. Sikur, Lombok Timur ini berharap, agar generasi muda di NTB mampu meningkatkan mutu pendidikannya. Tentu dengan memberikan asupan pendidikan yang merata, dari pelosok hingga ke kota. Menurutnya, itulah pangkal dari sumber daya manusia jika ingin lebih baik lagi ke depannya.

Melalui sambungan WhatsApp, Hazairin Alfian peraih beasiswa LPP-NTB yang saat ini mengambil jurusan Manajemen Komunikasi di Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) juga menyampaikan, makna kemerdekaan baginya tidak pernah baru. Karena masalah yang dihadapi oleh Bangsa Indonesia menurutnya itu-itu saja.

“Kita belum merdeka dari korupsi, kapitalisme yang sering menyedot kekayaan Negara, Egosentris kelompok atau golong tertentu masih terjadi, serta kita belum merdeka dari pemenuhan hak-hak kemanusiaan secara adil dan merata,” jelas Alfian.

Ia yang saat ini masih aktif di Himpunan Mahasiswa Nahdlatul Wathan (HIMMAH NW) juga menambahkan, jika dilihat dari segi pendidikan, peserta didik saat ini masih belum merdeka. Hal ini dibuktikan dengan sistem pembelajaran online yang disebabkan oleh efek pandemi Covid-19 ibarat masih jauh panggang dari api.

“Saat ini kita melihat akses internet belum merata, dan perlengkapan penunjang pendidikan online juga belum memadai,” ujar Alfian. Terlepas dari itu, ia berpandangan pendidikan di NTB sudah maju. Untuk itulah peran semua elemen pendidikan diharapkan bisa bersinergi dalam hal ini.

Dirinya yang berasal dari Pringgabaya Kabupaten Lotim ini mengharapkan, jika nantinya kebijakan pendidikan pada masa pandemi ini, bisa di update agar menuai hasil yang lebih maksimal. “Untuk mecerdaskan kehidupan bangsa, perlu adanya pengawasan terhadap kebijakan yang diturunkan dalam hal pendidikan,” sebutnya. Tentu hal ini ia harapkan agar pendidikan di Indonesia, lebih khususnya di NTB bisa maju bahkan mengalahkan kemajuan Negara-negara lainnya.

Senada dengan itu, Sri Trisna Dewi peraih LPP-NTB juga membeberkan, makna merdeka dalam  pandangannya yakni ketika warga bebas dalam memilih kerja, sekolah, dan segalanya. Kenapa merdeka dalam memilih?. “Karena banyak orang saat ini yang tidak memiliki kebebasan, tentang bagaimana seharusnya ia menjalankan kehidupannya nanti,”. Terang Sri.

Dalam hal pendidikan, ia mengutarakan dari kacamatanya. Guru dan siswa harus merdeka dari jeratan financial,  dan terbebas dari keterbatasan fasilitas jika ingin merdeka dalam hal pendidikan.

Perempuan yang mengambil jurusan Kurikulum dan Pedagogi di University Kebangsaan Malaysia (UKM) berharap nantinya semoga anak-anak di NTB tidak putus sekolah hanya gara-gara faktor ekonomi dan pernikahan dini. Lebih lanjut lagi, ia menekankan untuk guru juga harus diperhatikan kesejahteraannya.

Tak ketinggalan, Yolanda Agus Septiana yang juga melewati jalur LPP-NTB, yang saat ini sedang menyelesaikan studinya di National University of Malaysia menjelaskan dengan singkat bahwa merdeka itu ketika semua akses pendidikan dapat dijangkau oleh semua kalangan.

“Secara keseluruhan memang akses pendidikan belum merata” sebutnya. Wanita yang mengambil jurusan Pre School Education ini berharap unuk pendidikan di Indonesia, segala bentuk program pendidikan bisa memberikan kesempatan bagi generasi muda. Sehingga bisa membawa dampak pembangunan untuk daerahnya masing-masing.

Terpisah, Deny Susanti yang lolos seleksi LPP-NTB, saat ini sedang mempersiapkan studinya dengan jurusan Dance Studies di kampus University Pendidikan Sultan Idris Malaysia memaparkan, dalam dunia pendidikan yang terpenting adalah terbukanya wadah bagi generasi muda untuk melanjutkan estapet perjuangan dalam hal pendidikan.

“Semoga diumur Indonesia yang 75 ini, wadah pendidikan bagi generasi muda yang berprestasi bisa lebih diperbanyak lagi nantinya,” singkat Deny. (SN-06)

×
Berita Terbaru Update