Foto: Peraih Beasiswa LPP-NTB dari samping kiri Deny Susanti, Sri Trisna Dewi, Taufik Kurniawan, Hazairin Alfian, Yolanda Agus Septiana |
Lombok Timur, Selaparangnews.com – Berbagai macam cara perayaan HUT
RI ke 75 tahun 2020 dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Tak terkecuali
generasi muda peraih beasiswa Lembaga Pengembangan Pendidikan NTB (LPP-NTB)
yang memaknai hari merdeka dari sudut pandang pendidikan yang berbeda-beda.
“Kemerdekaan itu adalah menyadari
bahwa Indonesia tidak hanya sadar akan keseragaman,” sebut Taufiq Kurniawan
peraih beasiswa LPP-NTB ke Negara Polandia. Senin, (17/8/20).
Lebih dalam lagi ia memaparkan
jika masyarakat Indonesia juga harus mengedepankan keberagaman. Karena dengan
begitu, masyarakat Indonesia lebih khususnya generasi muda NTB, mempunyai
kesempatan untuk bermpimpi setinggi-tinggi.
Anak muda yang saat ini sedang
menyelesaikan proses studinya dengan jurusan Tourism and Hospitality di Kampus
Vistula University of Warsaw menuturkan, kesempatan harus dapat diraih oleh
semua kalangan dan generasi. “Dengan kesempatan itu, kita bisa berkarya tanpa
batas sebagai wujud bakti untuk bumi pertiwi,” tandas Taufik.
Pria yang berasal dari Dusun
Mumbul, Desa Sikur, Kec. Sikur, Lombok Timur ini berharap, agar generasi muda
di NTB mampu meningkatkan mutu pendidikannya. Tentu dengan memberikan asupan
pendidikan yang merata, dari pelosok hingga ke kota. Menurutnya, itulah pangkal
dari sumber daya manusia jika ingin lebih baik lagi ke depannya.
Melalui sambungan WhatsApp,
Hazairin Alfian peraih beasiswa LPP-NTB yang saat ini mengambil jurusan
Manajemen Komunikasi di Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) juga menyampaikan,
makna kemerdekaan baginya tidak pernah baru. Karena masalah yang dihadapi oleh
Bangsa Indonesia menurutnya itu-itu saja.
“Kita belum merdeka dari korupsi,
kapitalisme yang sering menyedot kekayaan Negara, Egosentris kelompok atau
golong tertentu masih terjadi, serta kita belum merdeka dari pemenuhan hak-hak
kemanusiaan secara adil dan merata,” jelas Alfian.
Ia yang saat ini masih aktif di
Himpunan Mahasiswa Nahdlatul Wathan (HIMMAH NW) juga menambahkan, jika dilihat
dari segi pendidikan, peserta didik saat ini masih belum merdeka. Hal ini
dibuktikan dengan sistem pembelajaran online yang disebabkan oleh efek pandemi
Covid-19 ibarat masih jauh panggang dari api.
“Saat ini kita melihat akses internet
belum merata, dan perlengkapan penunjang pendidikan online juga belum memadai,”
ujar Alfian. Terlepas dari itu, ia berpandangan pendidikan di NTB sudah maju.
Untuk itulah peran semua elemen pendidikan diharapkan bisa bersinergi dalam hal
ini.
Dirinya yang berasal dari
Pringgabaya Kabupaten Lotim ini mengharapkan, jika nantinya kebijakan pendidikan pada masa
pandemi ini, bisa di update agar menuai hasil yang lebih maksimal. “Untuk
mecerdaskan kehidupan bangsa, perlu adanya pengawasan terhadap kebijakan yang
diturunkan dalam hal pendidikan,” sebutnya. Tentu hal ini ia harapkan agar
pendidikan di Indonesia, lebih khususnya di NTB bisa maju bahkan mengalahkan
kemajuan Negara-negara lainnya.
Senada dengan itu, Sri Trisna
Dewi peraih LPP-NTB juga membeberkan, makna merdeka dalam pandangannya yakni ketika warga bebas dalam
memilih kerja, sekolah, dan segalanya. Kenapa merdeka dalam memilih?. “Karena
banyak orang saat ini yang tidak memiliki kebebasan, tentang bagaimana seharusnya
ia menjalankan kehidupannya nanti,”. Terang Sri.
Dalam hal pendidikan, ia
mengutarakan dari kacamatanya. Guru dan siswa harus merdeka dari jeratan
financial, dan terbebas dari
keterbatasan fasilitas jika ingin merdeka dalam hal pendidikan.
Perempuan yang mengambil jurusan
Kurikulum dan Pedagogi di University Kebangsaan Malaysia (UKM) berharap
nantinya semoga anak-anak di NTB tidak putus sekolah hanya gara-gara faktor
ekonomi dan pernikahan dini. Lebih lanjut lagi, ia menekankan untuk guru juga
harus diperhatikan kesejahteraannya.
Tak ketinggalan, Yolanda Agus
Septiana yang juga melewati jalur LPP-NTB, yang saat ini sedang menyelesaikan
studinya di National University of Malaysia menjelaskan dengan singkat bahwa
merdeka itu ketika semua akses pendidikan dapat dijangkau oleh semua kalangan.
“Secara keseluruhan memang akses
pendidikan belum merata” sebutnya. Wanita yang mengambil jurusan Pre School
Education ini berharap unuk pendidikan di Indonesia, segala bentuk program
pendidikan bisa memberikan kesempatan bagi generasi muda. Sehingga bisa membawa
dampak pembangunan untuk daerahnya masing-masing.
Terpisah, Deny Susanti yang lolos
seleksi LPP-NTB, saat ini sedang mempersiapkan studinya dengan jurusan Dance
Studies di kampus University Pendidikan Sultan Idris Malaysia memaparkan, dalam
dunia pendidikan yang terpenting adalah terbukanya wadah bagi generasi muda
untuk melanjutkan estapet perjuangan dalam hal pendidikan.
“Semoga diumur Indonesia yang 75
ini, wadah pendidikan bagi generasi muda yang berprestasi bisa lebih
diperbanyak lagi nantinya,” singkat Deny. (SN-06)