Jumaeri, Direktur Jendral Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan |
Jakarta, Selaparangnews.com – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan membantu siswa/i dalam program subsidi quota, untuk menunjang pembelajaran secara daring/online di masa pandemi Covid-19.
“Setiap bulannya, peserta didik akan mendapatkan 35 ribu atau 35 gigabyte (GB) paket data dari Kemendikbud,” kata Jumaeri Direktur Jendral Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah melalui akun resmi Kemendikbud RI. Sabtu, 29/8/2020.
Paket data tersebut bisa didapatkan dengan cara mendaftarkan nomor peserta didik oleh sekolah masing-masing.
“Setiap wali murid itu mempunyai grup WhatsApp,” ucap Jumaeri. Setelah itu, nomor HP tersebut akan dimasukkan ke Data Pokok Pendidikan (Dapodik) melalui aplikasi Dapodik.
Nomor yang diserahkan harus sesuai dengan Nomor Induk Siswa Nasional (NISN) dan nomor HP yang dimilikinya. Selanjutnya, Kepala Sekolah akan menandatangani fakta integritas bahwa data yang dimasukkan tersebut benar adanya. “itu juga akan diupload di Dapodik,” tandas Jumaeri.
Pusdatim (Pusat data dan informasi kementerian dikbud) akan memilah operator masing-masing sekolah yang berbeda. Dari setiap peserta didik yang tercantum dalam Dapodik, nomornya akan diambil sesuai operator dan disetorkan oleh operator pusat untuk diisikan pulsa.
Kemendikbud menargetkan awal September pendataan diprediksi selesai. Jika peserta didik tidak punya nomor karena tidak punya gawai, maka akan diisikan di tahap berikutnya. “Tidak usah khawatir, pasti tidak ada yang ditinggalkan,” sambung Jumaeri.
Untuk data yang belum masuk di tahap pertama ini, akan mempunyai peluang di tahap berikutnya. Pergantian nomor juga boleh diganti, dengan alasan nomor sebelumnya sudah rusak atau tidak aktif lagi.
Dalam program ini, Kemendikbud menggandeng provider jaringan seperti Telkomel, Indosat, XL dan lainnya.
Mengenai pengawasan, Jumaeri mengatakan akan melihat laporan, jika lemot pada akses jaringan internetnya maka pihak Kemendikbud akan komplain ke pihak provider. “jangan sampai akses internet tidak sesuai dengan yang dijanjikan,” tegasnya.
Masyarakat juga bisa mengawasi proses ini. Program subsidi ini juga menjadi tujuan utama, dari solusi pemberian bantuan untuk pembelajaran jarak jauh. Karena beberapa hari yang lalu Kemendikbud melihat rata-rata peserta didik memiliki gawai, tapi kurang mampu dalam hal pembelian quota atau paket data.
Itulah yang menjadi alasan utama kesenjangan proses pembelajaran, antara si kaya dan si miskin. Sehingga saat sekarang ini, miskin ataupun kaya akan rata diberikan.
“Kalau untuk pembelajaran sendiri, saya rasa sudah cukup 35 GB perbulannya, asalkan jangan dipakai untuk hal yang neko-neko. Itu juga nantinya tergantung dari tanggung jawab orang tua,” ujarnya mengingatkan. (SN-06)