Foto: Helmy Prastowo Budi (Founder Pepadu Badjang), Saat Manggung Disalah Satu Konser |
Lombok Timur, Selaparangnews.com - Kasus yang menimpa Jrx drummer
band Superman Is Dead (SID), belakangan ini menjadi buah bibir dikalangan
pegiat musik atau musisi. Karena menimbulkan pro dan kontra, tak terkecuali
musisi yang berasal dari Lombok Timur. "Pada akhirnya, musik adalah media
kami untuk menyampaikan keresahan," terang Helmy Prastowo Budi, Founder
Pepadu Badjang saat dikonfirmasi melalui jaringan WhatsApp. Minggu, 23/8/2020
Ia menganggap, musisi dan aktivis
tidak bisa dipisahkan. Sebab, musisi juga bagian dari pekerja. Sehingga melalui
pekerjaan itulah, pegiat musik nantinya akan mengungkapkan keluh kesah yang ia
rasakan.
Rekan-rekan Helmy di Lombok Timur
sendiri, banyak dari mereka yang giat menyuarakan kritik-kritik sosial melalui
bait lirik. Untuk itulah, Pepadu Badjang yang ia dirikan bersama rekannya juga
menjadi wadah aktivis dalam konteks berani mengajak untuk selalu berkarya.
"Beberapa lagu kami juga
sebagai sentilan, agar teman-teman yang mempunyai potensi bermusik tidak takut
untuk berkarya," tandas Helmy.
Pria yang terkenal dengan sapaan
Helmy Pepadu Padjang ini juga melontarkan, bahwasanya merupakan suatu kewajaran
jika pegiat musik yang sekaligus menjadi aktivis sosial. "Itu sangat
wajar," ujarnya.
Hanya terkadang, menurut Helmy ada
sebagian musisi yang secara vulgar menyampaikan kritiknya. Dan sebagian lagi,
ada musisi yang mengkritik masih sesuai garis koridornya.
Menaggapi kasus Jrx SID, ia
mengulas jika Jrx mendapat perkara, karena dianggap banyak pengikutnya
(follower). Ia menyebut, musisi Lotim juga banyak yang berkecimpung menjadi
aktivis lingkungan.
"Contoh saja seperti
Yuspianal Imtihan, vokalis Armonica yang konsen ngomongin tentang lingkungan
dalam karyanya," sebut Helmy.
Dalam kacamata Helmy, selama
lirik-lirik yang dihasilkan dari karya musisi tersebut tidak mengandung unsur
pelanggaran pasal, maka itu merupakan keniscayaan. "Saya rasa itu sah-sah
saja," katanya.
Tetapi yang paling berbahaya
menurutnya, jika ada oknum yang sengaja mencari perkara dalam bait lirik atau
karya yang dihasilkan dari seorang musisi. "Jangan sampai kebebasan
berpendapat, nantinya dikungkung," tegas Helmy dalam hal ini.
Terpisah, Fandi Oktariza salah
satu Outsider Lombok Timur menuturkan kasus yang menimpa Jrx SID terlalu cepat
divonis. Itulah yang menyebabkan, timbulnya pro dan kontra.
"Kalau dalam pantauan saya
di media masa, itu memang yang dikritik lembaga bukan perorangan," kilas
Fandi saat ditemui di rumahnya.
Fans SID Lombok Timur, baik itu
Outsiders maupun Ladyrose saat ini memang diakui oleh Fandi tidak pernah
berkumpul lagi. Akan tetapi, ia meyakini jika fans SID diseluruh Lotim masih
mempunyai jaringan yang kuat sampai dengan saat ini.
"Walapun kami hanya kumpul
disaat ada konser SID, tapi itu tidak menyurutkan kami untuk tetap mendukung
karya-karya SID," kata Fandi. (SN-06)