Foto: Ilustrasi |
Rentetan fenomena beberapa tahun
terakhir yang mengakibatkan aktivitas warga terbengkalai kini mendapat titik
terang pasca konferensi pers Balai TNGR (Taman Nasional Gunung Rinjani) pada
tanggal 18 Agustus 2020 kemarin, dimana dalam agenda tersebut dinyatakan bahwa Wisata
Gunung Rinjani resmi dibuka kembali.
Hal itu mendapat respon sangat
baik dari masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada aktivitas wisata
pendakian Rinjani, Selain para pekerja wisata seperti guide dan porter, sopir
travel juga menggantungkan harapannya pada wisata alam ini.
Ahmad Shobirin, salah satu sopir
travel yang berasal dari Bermi, Kelurahan Pancor Kabupaten Lombok Timur
mengatakan, sebelum gempa 2018, mengantar jemput tamu dari pelabuhan atau
bandara ke pintu pendakian Rinjani adalah kesehariannya.
"Sebelum gempa kami aktif
antar jemput tamu, tapi saat ini dan untuk sementara waktu, saya beralih kecuci
mobil", terangnya saat dihubungi pada Jum'at, (21/08/20).
Shobirin berharap dengan dibukanya
pendakian Rinjani, secara perlahan bisa membangkitkan perekonomian masyarakat
yang sudah lama terhenti. "Karena Rinjani ini tidak ubahnya seperti mesin
yang akan menggerakkan sektor-sektor lainnya", sambung Shobirin.
Terpisah, Zaendi salah satu sopir
travel asal Suralaga mengatakan, penghasilannya mulai merosot semenjak
peristiwa gempa 2018 tahun lalu. "Tapi yang paling terasa, ya dampak Covid-19
ini, karena wisatawan yang mau datang ke Lombok sudah di block untuk keluar
dari negara asalnya" terang sopir yang kerap disapa Andi itu.
Iapun berharap agar musibah yang
melanda negeri ini cepat berakhir "Mudah-mudahan di tahun berikutnya tidak
ada lagi bencana" tutupnya. (CR.SN-02).