![]() |
Hj. Rasmiyah, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Lombok Timur saat ditemui diruangannya |
Lombok Timur, Selaparangnews.com – Pemerintah kembali kucurkan dana
stimulan untuk pelaku usaha mikro dengan cara membagikan 2,4 juta perunit
usaha. “Ini untuk membantu ketahanan pelaku usaha mikro kita,” kata Hj.
Rasmiyah, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Lombok Timur saat ditemui di
ruangannya oleh Selaparangnews.com. Kamis, (13/8/20)
Secara keseluruhan, pemerintah
dalam hal ini akan membagikan 12 juta pelaku usaha mikro di Indonesia. Adapun
saat ini, Rasmiyah telah menyerahkan data pelaku usaha mikro yang ada di Lotim
sebanyak 1.317 unit.
Rasmiyah mengungkapkan, di Lotim
sendiri khusus yang dibina yakni usaha ultra mikro, usaha mikro dan usaha
kecil. “Kalau usaha menengah itu dikoordinir oleh Pemerintah Provinsi
(Pemprov),” tandasnya.
Berdasarakan pengertiannya
sendiri, jenis usaha tersebut tergantung pada modal awal usaha. Pelaku usaha
dengan modal 1 juta s/d 10 juta termasuk kategori usaha ultra mikro.
Sedangkan usaha mikro modal
awalnya 10 s/d 50 juta, usaha kecil bermodal awal 50 s/d 500 juta, usaha
menengah dengan modal awal 500 juta s/d 10 miliar, serta jika bermodal awal 10
miliar ke atas itu disebut dengan usaha besar.
Usaha mikro yang akan mendapatkan
bantuan stimulan 2,4 juta tersebut tentunya harus mempunyai keriteria tertentu.
Lebih rinci lagi, Rasmiyah
menyebutkan jika yang akan dapat nantinya harus mempunyai NIK dan KK, mempunyai
usaha yang produktif, simpanan saldo sampai dengan bulan Juni yang lalu dibawah
2 juta dan tidak pernah mengakses dana ke perbankkan.
Khusus untuk syarat saldo
rekening terakhir dan akses dana ke perbankkan, saat ini sedang menegosiasi
kementerian. Karena diyakini pelaku usaha mikro rata-rata pernah mengakses
modal ke pihak perbankkan.
Data dari Dinas Koperasi dan UMKM
Lotim sendiri sampai dengan tanggal 31 Desember tahun 2019 yang lalu
berdasarkan Izin Usaha Mikro, Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dan Wirausaha
Baru (WUB) terdapat 19.011 lebih UKM yang masih aktif.
“Tentunya dengan adanya pandemi
ini banyak usaha yang akan berguguran karena tidak mampu bertahan di tengah
pandemi Covid-19,” jelas Rasmiyah.
Produk usaha mikro di Lotim
sebagian besar menggunakan bahan baku lokal. Dan jarang sekali produk UKM kita
yang berbahan baku dari luar, tutur Rasmiyah.
Tentu dengan ketersediaan bahan
lokal tersebut, akan menjadi keuntungan bagi pelaku usaha mikro karena bisa
menekan biaya produksi.
Bantuan stimulan tersebut
tentunya bertujuan untuk mendongkrak produksifitas UKM di masa pandemi Covid-19
yang sampai saat ini masih mewabah.
Pihak Dinas Koperasi dan UMKM
Lotim sendiri akan tetap mengupdate usaha mikro yang dibinanya sampai minggu ke
dua bulan September.
“Data kemungkinan akan bertambah
sampai dengan kuota yang 1,2 juta diseluruh Indonesia bagi usaha mikro tersebut
bisa kami penuhi,” kata Rasmiyah. (SN-06)