![]() |
Foto: Ir. Bambang Setiaji Waluyantono, Kepala Sekolah SMKN 1 Pringgabaya, Lombok Timur |
Lombok timur, selaparangnews.com – SMKN 1 Pringgabaya Lombok Timur,
terus melakukan inovasi dalam meningkatkan karakter peserta didiknya, salah
satunya program unik itu ialah Pojok Keluarga. Program ini di canangkan agar
sekolah bersama-sama dengan wali siswa bisa mendidik putra dan putri bangsa
bangsa.
Terhitung dua tahun terakhir ini,
SMKN 1 Pringgabaya terus mengupayakan peran serta keluarga dalam membangun
karakter peserta didiknya, hal tersebut dinilai mampu memberikan penguatan
terhadap karakter anak didik.
Kepala SMKN 1 Pringgabaya Bambang
Setiaji Waluyantono mengungkapkan, Penerapan sekolah berbasis pendidikan
keluarga menjadi jembatan penting antara sekolah dengan orang tua dalam
mendidik anak menuju kearah yang lebih baik. ‘’ini program yang kita lakukan
untuk bersama-sama dengan orang tua wali
siswa mendidik putra dan putrinya. Dimana orang tua wali siswa datang ke
sekolah satu bulan sekali untuk memberikan pemahaman tentang pendidikan
keluarga,’’ paparnya. Kepada media ini. Senin (03/08/2020)
Lebih lanjut, Bambang mengatakan
ada 3 komponen yang harus bersinergi untuk mendidik karakter peserta didik
diantaranya, keluarga, sekolah dan masyarakat. Tiga komponen ini juga yang akan
memperkut sekolah dalam mendidik peserta didik.
Selain itu, Bambang menyampaikan,
sebelum adanya pojok keluarga tersebut,sering terjadi perkelahian antar siswa
maupun luar siswa, namun setelah adanya Pojok Keluarga ini, aktivitas yang
kurang baik tersebut relative berkurang. “ ini upaya kita bersama untuk
menanamkan nilai-nilai kebaikan dalam diri peserta didik. Sehingga berpengaruh
terhadap tiga aspek utama dalam diri mereka, yakni aspek pribadi, moral, dan sosial,” jelasnya
Masih kata, Bambang, keluarga adalah tempat awal pendidikan
dimulai. Sebab, pendidikan moral dalam keluarga tidak hanya berisi penyampaian
mengenai apa yang benar dan apa yang salah. Namun dengan adanya pendidikan
keluarga, tentu akan menciptakan generasi yang berguna tidak hanya bagi dirinya
sendiri, namun juga bagi lingkup sosial yang lebih besar.
Menurutnya, langkah-langkah yang
dilakukan tidak lain memberikan pendampingan kepada peserta didik. Dengan
selalu menggandeng orang tua. Jadi ketika ada peserta didik yang memiliki
kepribadian tidak baik, maka pihak sekolah meminta keluarga untuk melakukan pembinaan
secara bersama-sama. Sehingga orang tua pun tahu bagaimana kondisi anak mereka
serta mampu memberikan komunikasi yang baik agar pribadi anak tersebut berubah.
''Inilah upaya kita bersama untuk mendidik generasi penerus kita’’ tutupnya (CR. SN. 09)