![]() |
Foto: Santri Ponpes Tohir Yasin Saat Upacara Bendera 17 Agustus 2020 |
Lombok Timur, Selaparangnews.com -
Upacara Apel Bendera yang digelar tiap tanggal 17 Agustus oleh segenap
rakyat Indonesia selalu hadir dengan warna dan kekhasannya masing-masing.
Para pencinta alam misalnya,
mereka mengibarkan sang saka merah-putih di atas gunung, bukit atau di tengah
hutan. Para penyelam mengibarkan bendera
di dasar lautan dan seorang Atlet payung terjun akan mengibarkan bendera di
atas awan, dan seterusnya dan sebagainya, masing-masing orang punya cara
tersendiri mengekspresikan cintanya pada negara ini.
Begitu juga dengan salah satu
pondok pesantren salaf yang ada di Kabupaten Lombok Timur. Pondok Pesantren
Thohir Yasin namanya. Ponpes yang terletak di Desa Lendang Nangka, Kecamatan
Masbagik itu menggelar upacara apel bendera memakai atribut khas pesantren dan
Islam yakni mengenakan jubah dan serban.
Mungkin itu hal biasa, yang
istimewa adalah para petugas upacaranya
adalah anak-anak negeri yang berasal dari wilayah yang berbeda-beda, ada yang
dari Kota Mataram, Lendang Nangka, Desa Loyok bahkan ada yang dari Papua.
"Tiga Santri yang bertugas
sebagai pengibar bendera itu berasal dari desa dan bahkan daerah yang
berbeda-beda" ujar Ahmad Patoni, S.S, M.Pd. sembari menyebutkan namanya
satu persatu.
"Pengibar pertama bernama
Lalu Rizki merupakan Santri MDSM Thohir Yasin asal Kota Mataram. Selanjutnya
Lalu Abdurrahman, Santri asal Loyok dan yang terakhir adalah Isma'il, asal
Lendang Nangka" Sebutnya.
Kepala Madrasah Diniyah Salaf
Modern (MDSM) itu melanjutkan, khusus untuk pembawa benderanya, merupakan santri MDSM asal Papua bernama Cikal Ghazali.
Sementara yang berperan sebagai pembina upacara ialah pengasuh ponpes sendiri
yakni Almukarrom TGH. Isma'il Thohir.
Dalam kesempatan itu, lanjut
Ahmad Patoni, pembina upacara berpesan kepada seluruh peserta agar selalu
memegang teguh Pancasila, karena Pancasila merupakan nilai-nilai dasar
kehidupan yang dirumuskan oleh para Ulama.
"beliau menegaskan bahwa
nilai-nilai keislaman sudah tercakup dalam lima sila yang ada" tutup Ahmad
Patoni menirukannya. (SN-05)