Wimboh Santoso, Ketua Dewan Komisioner OJK ketika konferensi pers melalui kanal youtube OJK |
Jakarta, Selaparangnews.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menjadi
salah satu instrumen penting untuk pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi
Covid-19. "Program pemulihan ekonomi nasional sejauh ini berjalan sesuai
rencana," kata Wimboh Santoso, Ketua Dewan Komisioner OJK saat konferensi
pers melalui akun resmi OJK. Selasa, 8/9/2020.
Hal tersebut mengacu pada
sejumlah perkembangan sektor ekonomi yang mulai positif. Adapun indikator
kestabilan sektor jasa keuangan sampai dengan saat ini dipengaruhi oleh pasar
saham pertanggal 26 Agustus 2020 kemarin, ditutup menguat di level 5.340,33 dan
sejak 8 juli 2020 IHSG konsisten diatas 5.000.
Ada juga pada pertumbuhan kredit
perbankkan meningkat sebesar 1.53% years on years, serta profil risiko lembaga
jasa keuangan masih terjaga pada level yang masih manageable Non Performing
Loan (NPL) Net tercatat sebesar 1,12% dan rasio Non Performing Financing (NPF)
sebesar 5,5%.
Terdapat juga faktor liquiditas
perbankkan yang terus mengalami peningkatan dengan pertumbuhan Dana Pihak
Ketiga (DPK) 8,53% years on years dan konsolidasi perbankkan yang diperkuat
oleh daya saing dalam menghadapi pandemi.
"OJK telah mengeluarkan
semua instrumen untuk membantu pemulihan ekonomi nasional, baik sektor
informal, UMKM atau sektor usaha lainnya," sebut Santoso.
Bahkan kalau program yang
dikeluarkan oleh OJK tersebut belum dirasa maksimal, maka akan dikeluarkan
amunisi program lainnya yang sudah di rencanakan oleh OJK.
Salah satu pengembangan sektor
industri melalui OJK yakni dengan menerapkan konsep digitalisasi untuk
mempercepat akselerasi pemulihan ekonomi nasional
Untuk itulah OJK terus-menerus
menerapkan transformasi digital sampai dengan saat ini. Karena dengan
optimalisasi digital, sangat mempengaruhi kinerja industri jasa keuangan.
Heru Kristiyana selaku Kepala
Eksekutif Pengawasan Perbankkan OJK juga mengatakan jika di masa pendemi
seperti saat ini, orang akan lebih memanfaatkan digitalisasi dibandingkan
dengan cara konvensional.
"Sebagai contoh saja, saat
ini orang tidak berani membuka rekening atau mengambil uang secara langsung ke
perbankkan. Mereka lebih memilih secara digital," tandas Heru.
Untuk itulah, peran transformasi
digital sangat dibutuhkan saat sekarang ini. OJK sendiri dalam hal ini akan
terus memantau dampak pandemi global terhadap perusahaan jasa keuangan. Guna
untuk memulihkan perekonomian nasional. (SN-06)