Mataram, Selaparangnews.com –
Wakil Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah,
M.Pd didampingi Asisten 1 Setda, Kadis DPMPD
Dukcapil, Kadis DLHK, Kadis DP3AP2KB NTB, Kadis Biro Kesra, Perwakilan Dikes
dan Perwakilan Biro Humas NTB, melaunching Posyandu Keluarga
Terintegrasi Bank Sampah di Desa Monggo, Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima, pada Kamis 22
Oktober 2020.
Dalam kesempatan itu, Wagub
menyampaikan bahwa dalam rangka mewujudkan program andalannya yakni Zero Waste, pihaknya akan melibatkan
Posyandu (Pos Pelayanan Keluarga Berencana-Kesehatan Terpadu) terintegrasi.
Namun demikian, lanjutnya, hal itu harus didukung dengan peran serta keluarga
secara menyeluruh untuk mengelola bank sampah yang ada di desa masing-masing.
Di tempat itu juga Ia mengingatkan
kepada warga bahwa sumber segala penyakit berawal dari kurangnya perhatian
masyarakat dengan keberadaan sampah di lingkungan sekitar. Keadaan itulah yang
menurutnya sebagai salah satu pemicu segala penyakit yang dialami masyarakat saat
ini.
“Karena itulah, peran serta
pemerintah desa bersama posyandu keluarga terintegrasi itu untuk melakukan
revitalisasi sampai ke tahap kebersihan lingkungan dengan mengakomodir
sampah-sampah masyarakat, baik yang organik maupun anorganik” jelasnya. Minggu,
25/10/2020.
Untuk merealisasikan harapan
tersebut, sambungya, dibutuhkan sarana penunjang seperti tong sampah yang harus
disebar di setiap sudut desa dan juga memberikan edukasi ke masyarakat agar
mampu membedakan sampah dan meletakkannya sesuai dengan jenisnya.
Dalam tatanan tehnisnya, jelasnya
lagi, dibutuhkan penangan lebih serius dari para kader Posyandu untuk menampung
sampah-sampah dari masyarakat. “Dengan metode jual beli mislanya, sehingga
semangat dan perhatian masyarakat terhadap keberadaan sampah ini akan terbangun
dengan sendirinya” papar Wagub.
Dirinya meminta supaya kader Posyandu
tidak lagi membatasi perhatiannya untuk memantau kesehatan Ibu Hamil, Balita, dan
Anak-Anak, namun Posyandu harus dijadikan sebagai ujung tombak pusat informasi
dan sosialisasi di tingkat desa mengenai persoalan kesehatan dan persoalan sosial yang menjadi isu nasional
maupun isu lokal.
Dia berharap agar para Kader melibatkan
diri dalam melakukan pembelian sampah dari masyarakat melalui bank sampah,
pencegahan di dalam masyarakat mengenai bahaya narkoba, penyadaran kepada
remaja dampak dari pernikahan dini serta membekali masyarakat hal-hal yang
penting untuk menjadi imigran yang prosedural.
Berbagai upaya itu diyakininya
mampu menekan persoalan-persoalan kesehatan dan sosial yang selama ini menjadi
masalah yang kerap didengar terjadi di tengah masyarakat. (SN-Red)