Notification

×

Iklan

Iklan

Pemuda NW Ikut Serta Memerangi Narkoba

Saturday, November 28, 2020 | November 28, 2020 WIB Last Updated 2021-04-01T18:50:46Z

Foto: Syarifuddin Ketua Panitia (paling kiri), Hendy Cristianto Kasat Narkoba Polres Lotim (kiri tengah), H.M. Djamaluddin Ketua YPH PPD NW Pancor (tengah), Subhan Hasan Plt Kaban Kesbangpoldagri NTB (kanan tengah), Nur Ahmad Kabid Pencegahan Narkoba BNNP NTB (paling kanan)

Lombok Timur, Selaparangnews.com - Kejadian penangkapan pengedar dan pecandu Narkoba yang berasal dari Pancor dan Pringgasela beberapa waku yang lalu, membuat beberapa elemen masyarakat terkejut. Tak mau berlarut-larut dengan hal itu, Pemuda Nahdlatul Wathan bergerak untuk ikut ambil bagian dalam memerangi dan memberantas peredaran Narkoba khususnya di wilayah Lombok Timur.

Langkah awal yang dilakukan oleh Pemuda NW yakni dengan menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) darurat Narkoba dan deklarasi bersama perangi Narkoba, yang berlokasi di Gedung Birrulwalidain Yayasan Pendidikan Hamzanwadi Pendidikan Pondok Pesantren Darunnahdlatian NW Pancor, Kecamatan Selong, Kabupaten Lombok Timur.

Pada acara tersebut diikuti oleh Drs. Nur Rahmad, Spt Kepala Bidang Pencegahan Narkoba Badan Nasional Narkotika Provinsi (BNNP) Nusa Tenggara Barat, Subhan Hasan, Plt Kepala Badan Kesbangpoldagri NTB, IPTU Hendry Cristianto Kepala Satuan Narkoba Polres Lotim dan M. Isa Kepala Badan Kesbangpol Lotim. Ikut pula dihadiri oleh pengurus NW seperti TGH. Abdul Aziz Sukarnawadi, TGH. Yusuf Makmun Amidul Ma'had Darul Qur'an wal Hadist NW Pancor, H. M. Djamaluddin, Ketua Yayasan YPH PPD NW Pancor, serta sekitar 50 Pemuda dan Masyarakat NW.

Muhammad Halqi selaku Pimpinan Pusat Pemuda NW mengatakan pagelaran Rakor yang disertai dengan deklarasi tersebut berangkat dari kejadian penangkapan pengedar dan pecandu Narkoba beberapa hari yang lalu di wilayah sekitar Pancor.

"Rakor dan deklarasi ini didasari karena adanya penangkapan di Pancor dan Pringgasela beberapa waktu yang lalu," katanya ketika ditemui SN selesai acara Rakor dan deklarasi. Sabtu, 27/11/2020.

Kegiatan tersebut tentu menurutnya sangat penting dilaksanakan saat ini, mengingat ini merupakan gerakan awal yang dilakukan olehnya agar masyarakat yang masih menyalahgunakan Narkoba tersebut, bisa takut dan akhirnya jera.

Sehingga nantinya dengan gerakan awal ini, kata Halqi bisa memberikan efek jera bagi yang masih menggunakan Narkoba dan efek takut bagi yang ingin menggunakan barang haram tersebut.

"Harapan terbesarnya yaitu dengan adanya gerakan ini, sedikit tidak bisa membuat mereka tersadar akan bahaya yang dihasilkan dari penggunaan barang haram itu," harapnya.

Dikatakan olehnya, memang peredaran Narkoba di Lotim sudah dilakukan sejak lama. Namun, karena belum ada gerakan pemuda setempat maka hal itu kemudian dianggap nyaman oleh pemuda dan masyarakat setempat.

Oleh sebab itulah, dirinya menginginkan supaya gerakan awal ini akan menjadi pengawas di tengah masyarakat, khususnya pemuda yang ada di Lotim. Agar siapapun yang menjadi sasaran peredaran Narkoba tersebut, nantinya akan merasa dipantau terus oleh para Pemuda NW.

"Gerakan ini menjadi mata telinga di masyarakat, mereka akan dilihat terus nantinya. Paling tidak kalau mereka manusia normal, maka akan takut dengan hal-hal seperti ini," imbuhnya.

Melihat kejadian beberapa waktu yang lalu, Kepala Bidang BNNP NTB Drs. Nur Rahmad, Spt menjelaskan jika tahun ini pihaknya sudah beberapa kali melakukan penangkapan. Artinya sampai dengan akhir tahun ini, permintaan Narkoba itu masih ada karena penyuplai juga tentunya masih ada.

"Kalau ada penyuplai barang itu, artinya masih ada permintaan juga. Kalau ada yang jual, berarti ada yang membelinya," sebutnya.

Dari pihaknya sendiri, saat ini sudah banyak melakukan program, baik yang sifatnya memberantas dan merehabilitas. Menurutnya, pencegahan dini harus mulai dilakukan dari hulu ke hilir agar peredaran Narkoba itu dicegah melalui pintu-pintu masuk ke Indoensia.

"Kami sudah melakukan upaya pencegahan dari hulu ke hilir, intinya jangan sampai barang haram ini masuk ke wilayah Indoensia," tandasnya.

Banyaknya dari kalangan pemuda yang menggunakan Narkoba, menurut Rahmad itu terjadi karena pemuda ikut-ikutan gaya hidup masa kini. Jika hal itu dibiarkan, maka akan berbahaya bagi generasi ke depannya.

Untuk itulah, pemuda dalam hal sperti ini memang harus diikutsertakan untuk mensosialisasikan bahaya dari penyalahgunaan Narkoba. Salah satu alternatif solusi yang ia tawarkan yaitu dengan aktif mengkampanyekan bahaya Narkoba melalui Media Sosial.

"Rata-rata pemuda yang menyalahgunakan Narkoba itu beralasan karena lifestyle saja, oleh sebab itulah peran Medsos untuk memerangi Narkoba ini juga dibutuhkan," sebutnya.

Sebab ia melihat, generasi muda saat ini lebih banyak aktif di Medsos. Oleh karenanya, ia meminta agar Medsos menjadi salah satu ajang untuk mensosialisasikan bahaya yang diakibatkan oleh orang-orang yang menyalahgunakan Narkoba itu.

Di tempat yang sama, Kasat Narkoba Polres Lotim IPTU Hendry Cristianto membenarkan bahwa salah satu alasan dari pemuda yang menggunakan Narkoba adalah gaya hidup.

Yang pada dasarnya, ia mengatakan gaya hidup seperti itu tidak ada manfaatnya sama sekali. Justru, gaya yang seperti itu akan merusak masa depan generasi muda. Pasalnya, selain mengakibatkan efek negatif bagi tubuh, Narkoba juga akan merusak sendi kehidupan wabilkhusus generasi muda yang terpapar oleh bujuk rayu bandar.

Bahkan ia menuturkan bahwa dari sekian banyak penangkapan yang dilakukannya, rata-rata pecandu Narkoba berasal dari umur-umur yang masih produktif. Tentu hal itu sangat membahayakan generasi muda dimasa yang akan datang kalau tidak dilakukan pencegahan saat ini.

"Faktor penyalahgunaan narkoba kebanyakan anak-anak muda usia produktif, dari usia 16 tahun sampai dengan 40 tahun," jelasnya.

Selain itu, lanjutnya, faktor lainnya yang melatarbelakangi pecandu Narkoba adalah kurangnya ketaatan terhadap aturan Agama. Posisi Agama dalam hal ini sangat berperan untuk aktif, sebab menurutnya pondasi awal merupakan penentu tindakan-tindakan yang akan dilakukan oleh generasi muda.

"Salah satunya yaitu kurangannya iman dan taqwa, untuk itulah sangat penting juga memupuk iman pada saat ini umumnya bagi masyarakat, dan khususnya bagi generasi muda," ujarnya.

Dirinya juga mengungkapkan, biasanya generasi muda yang memakai Narkoba awalnya digratiskan terlebih dahulu oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab.

Setelah terlanjur, kata Hendry maka korban akan membeli barang haram itu dengan kondisi apapun. Sehingga akan mengakibatkan juga tindakan yang tidak dibenarkan oleh hukum sperti mencuri, merampok dan yang lainnya.

"Awalnya memang mencoba dulu dan digartiskan, tapi setelah kecanduan maka akan membeli. Itulah salah satu modus yang dilakukan oleh pengedar saat ini," ulasnya. (fgr)

×
Berita Terbaru Update