Foto: Bambang Prayitno, Direktur Utama PDAM Lotim |
“Sesuai dengan harapan Bupati, mudah-mudahan kita bisa mengentaskan masalah darurat kekeringan pada tahun 2022 mendatang,” ungkapnya. Selasa, 10/11/2020.
Untuk itulah, lanjut Bambang, di tahun 2021 ini, Pemkab Lotim telah menyiapkan dana untuk membantu PDAM dalam mengentaskan masalah tersebut, yang awalnya dikatakan sekitar Rp. 50 Miliar, namun belakangan, menurut informasi yang didapatkannya, dana tersebut akan ditambahkan.
“Kalau 2021, pemda sendiri sudah menggelontorkan dana dari SMI sekitar Rp. 50 Miliar, tapi kemarin statemen Bupati akan lebih diberikan kita untuk membantu PDAM, terutama dalam mengentaskan masalah darurat kekeringan,” tuturnya.
Namun demikian, lanjutnya, di tahun anggaran 2021 tersebut, pihaknya akan lebih realistis dalam membuat program, yakni program yang sesuai dengan keadaan sumber air di lapangan serta sesuai kemampuan yang bisa dilakukan.
Pasalnya, kata Bambang Prayitno, saat ini banyak sumber mata air yang mengalami penyusutan secara signifikan. Dia mencontohkannya dengan sumber mata air Kokoq Tojang yang ada di Desa Prian Kecamatan Montong Gading, di mana debit air tahun lalu dengan tahun sekarang sangat jauh berbeda.
“Kemarin dewan minta kita untuk menambakan jumlah pelanggan, yang menjadi persoalannya adalah di mana sumber mata airnya,” tegas Bambang Prayitno.
Tak hanya itu, dia juga mencurahkan perasaannya yang selama ini kerap dianggap lamban dan tidak serius dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Padahal, kata dia, dari semua sumber air yang ada, yang digunakan oleh PDAM hanya 30 Persen, sisanya ialah untuk pengairan pertanian.
Akan tetapi kabar baiknya ialah, pengeloalaan sumber mata air sudah lebih banyak digunakan untuk Air Minum, berdasarkan UU Nomer 17 tahun 2019 tentang pemanfaatan sumber mata air.
“Alhamdulillah, sekarang berdasarkan UU Nomer 17 tahun 2019 pemanfaatan sumber mata air lebih diutamakan untuk air minum,” tutupnya. (yns)