Kepala Sekolah SMAN 1 Selong, Dr. Sri Wahyuni saat dikonfirmasi via telepon membenarkan hal itu. Dia mengatakan bahwa tenaga pengajar yang positif itu ialah Guru Matematika.
"Guru yang Positif Covid-19 yakni guru Matematika, dan sudah melakukan isolasi mandiri di RSUD Soedjono Selong," ucapnya. Senin, 18/01/202.
Terhadap hal itu, lanjutnya, tindakan yang diambil pihak sekolah, sesuai dengan SOP Satgas Covid-19. Kemudian mengacu pada surat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provisi Nusa Tenggara barat (Dikbud NTB), nomor 441 pada tanggal 10 September 2020 lalu tentang ketentuan simulasi pembelajaran tatap muka.
"Setelah diketahui pada hari sabtu 16 Januari kemarin, kita langsung pulangkan anak, dan langsung kita melakukan penyemprotan di semua tempat yang ada di sini, " tuturnya.
Setelah itu, pihak sekolah juga langsung melakukan penelusuran terkait siapa saja warga Sekolah yang pernah kontak langsung sama dia, dan ditemuakan 3 orang guru yang pernah kotak langsung.
"Terhadap tiga guru itu, kita langsung minta untuk melakukan Rapid Test, dan hasilya baru saja saya dikirimkan, dan hasilnya negatif semua, " tandasnya
Lebih lanjut Sri Wahyuni menceritakan bahwa salah seorang guru yang terkonfirmasi Positif Covid-19 itu, diketahui memang sudah lama tidak pernah masuk sekolah.
"Beliau tidak masuk sekolah Sekitar 10 hari, dan sempat masuk pada hari sabtu tanggal 9 januari lalu tapi hanya sebentar, karena merasa kurang sehat lalu belaiu pulang," jelasnya
Sri Wahyuni juga mengungkapkan bahwa pihak sekokah juga sudah konsultasi ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB perihal kasus tersebut.
"kita langsung diarahkan BDR aja dulu selama 3 hari, dari hari Senin sampai hari Rabu, sambil menunggu hasil Rapid Test dari 3 orang guru yang pernah kontak sama beliau, "ujarnya.
Lebih lanjut Sri wahyuni mengungkapkan, bahwa dari hari kamis mendatang sekolah akan mengurangi volume siswa yang akan melaksanakan pembelajaran tatap muka sesuai dengan arahan Kepala Dikbud NTB.
"Nanti dari kamis kita akan lakukan sesuai dengan arahan pak kadis, kita mengurangi volume siswa yang masuk tatap muka, hanya kelas XII Saja kita rencanakan, untuk kelas X dan XI tetap belajar secara virtual sampai dengan kondisi betul-betul meyakinkan tidak ada yang kena," tutupnya. (Izi)