Program ini dilaksanakan di kawasan Pringgabaya, dengan luas lahan potensial untuk penanaman jagung yang terbesar di Lotim. Program Agro Solutions tersebut dicanangkan Selasa (19/1) disertai penanaman perdana di Pringgabaya Utara.
Pada kesempatan tersebut turut hadir Direktur PT. DNA yang merupakan Offtaker. PT DNA sebelumnya telah berhasil memproduksi jagung rendah aflatoksin yang memberikan nilai tambah bagi usaha tani jagung Lombok Timur.
Dalam kesempatan itu, Bupati Lombok Timur H.M. Sukiman Azmy menyampaikan, produksi jagung Lombok Timur mencapai 145.319 ton dengan luas areal tanam tak kurang dari 22 ribu hektare lahan produktif.
Bupati beharap, dengan keberadaan program Agro Solutions yang mencakup usaha ekstensifikasi maupun intensitikasi ini dapat semkin meningkatkan produktivitas tanaman jagung, termasuk lahannya.
Bupati menjelaskan bahwa Pemerintah Daerah terus berupaya melakukan peningkatan produktivitas, salah satunya dengan mengubah lahan non produktif menjadi lahan produktif.
Disampaikan Bupati bahwa Pemerintah Daerah terus berupaya optimal meningkatkan luas lahan produktif yang dinilai penting.
“Tidak saja di kawasan Pringgabaya, melainkan juga di kecamatan potensial lainnya,” ucap Bupati Sukiman. Selasa, 19/01/2021.
Bupati berharap Agro Solutions ini dapat pula mendukung perluasan lahan produktif tidak saja di kecamatan Pringgabaya melainkan juga di Kecamatan lainnya.
Sementara itu, Direktur operasional dan produksi PT. Petrokimia Gresik Jatiningsih menjelaskan program Agro Solutions tidak hanya menjamin ketersediaan pupuk dan pestisida, tapi juga memberikan pendampingan, serta memfasilitasi dalam kaitannya dengan Perbankan maupun pihak asuransi, bahkan sampai kepada Offtaker.
Ia juga mengapresiasi antusiasme petani Lombok Timur yang tidak hanya bergantung pada pupuk bersubsidi tapi juga mengupayakan pupuk non subsidi untuk keberhasilan usaha tani mereka.
Faktor lain yang juga menjadi catatan adalah keberhasilan produksi jagung rendah aflatoksin yang menjadi substitusi impor serta corncobs meal yang berpotensi ekspor. (Red)