Foto: H. Rumaksi Sjamsudin, S.H. Wakil Bupati Lombok Timur |
Lombok Timur, Selaparangnews.com – Wakil
Bupati Kabupaten Lombok Timur, H. Rumaksi Sjamsudin, SH menghadiri acara Lombok
Mercusuar dengan rangkaian doa bersama menolak bala bersama tokoh agama, tokoh
adat, tokoh budaya dan seluruh elemen masyarakat.
Hadir pada kesempatan tersebut, Sekda
Provinsi Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si, Kepala BIN Daerah, Kepala Kejaksaan
Tinggi NTB, Kapolres, Perwakilan Kodim 1615/Lombok Timur, Camat Sembalun,
Kepala Desa, para sesepuh 44 penghulu gunung, kiyai, pemangku, dan toa- lokak.
Kegiatan ini berlangsung di berugak
keagungan yang ada di Desa Bilok Petung, Kecamatan Sembalun, bersama para
pejabat, penghulu adat, tokoh-tokoh, kiyai seluruh elemen, dipimpin kiyai adat.
Dalam sambutannya, H. Rumaksi Sj menyampaikan
terima kasih atas terselenggaranya kegiatan tersebut sebagai salah satu upaya
meminimalisir dampak berbagai bencana, baik alam maupun non alam.
Wabup mencontohkan salah satu bencana yang
tengah dihadapi saat ini adalah Covid -19 yang di Indonesia kasusnya sudah
tembus 1 juta lebih orang.
“Pemerintah telah melakukan berbagai upaya
untuk penanggulangannya. Karenanya diharapkan melalui doa yang dipanjatkan
bersama dapat segera mengakhiri pandemi ini,” harap Wabup. Senin,01/02/2021.
Wabup juga mengingatkan pentingnya
persatuan dengan menerima perbedaan-perbedaan yang ada, serta melaksanakan
protokol kesehatan guna mencegah semakin meluasnya penyebaran covid-19.
Sekda Provinsi NTB yang juga ketua Satgas
Covid-19 Provinsi NTB mengungkapkan hal serupa, yaitu pentingnya menerapkan protokol
kesehatan 3M.
Ia menggambarkan kondisi dan penyebaran
covid-19 di Provinsi NTB hingga 31 Januari yang mencapai 7667 orang, di mana yang
masih dalam perawatan jumlahnya mencapai lebih dari seribu kasus (1448 orang).
Diperkirakan tanpa adanya upaya signifikan
untuk pengendalian, termasuk kedisiplinan menerapkan protokol kesehatan serta
vaksinasi maka pada tahun 2021 mendatang angkanya bisa mencapai 15-20 ribu
kasus.
Diharapkan doa yang dilakukan dapat menekan angka kasus
dibarengi penerapaan 3M. Diingatkannya pula untuk mewaspadai bencana
hidro-meteorologi dan bencana lainnya sebelum menutup sambutan dengan lantunan
tembang sasak.
Ritual nyentulak desa ini dilaksanakan
untuk melestarikan adat dan budaya gotong royong masyarakat sasak dan sebagai
wadah silaturahmi seluruh tokoh di pulau Lombok sekaligus doa bersama untuk mencegah
dampak bencana yang terjadi di Gumi Selaparang ini. (Red)