Oleh: Erni Yunita* |
Opini, Selaparangnews.com - Sosiologi kesehatan adalah cabang ilmu kesehatan yang membahas masalah kesehatan masyarakat. Objek sosiologi adalah interaksi, baik antar manusia maupun manusia dan lingkungannya.
WHO mendefinisikan sehat sebagai status kenyamanan menyeluruh dari jasmani, mental, sosial, dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kecacatan.
Manusia adalah mahluk sosial yang selalu merasa nyaman apabila bisa berteman dan melakukan komunikasi dengan sesamanya. Selain aspek positif yang banyak diperoleh ketika manusia berinteraksi dengan sesamanya, adapula hal negatif yang mungkin muncul dan satu di antaranya adalah penularan penyakit dari manusia satu ke manusia lainnya.
Penularan Covid-19 melalui droplet (percikan) adalah wujud interaksi manusia yang dalam kehidupan sosialnya mereka saling sapa, saling tegur, bercengkerama, dan ternyata melalui interaksi semacam inilah virus itu kemudian menyebar.
Upaya physical dan social distancing dikatakan merupakan upaya efektif mencegah penyebaran Covid-19. Ketidaktaatan masyarakat untuk melakukan distancing akan menyebabkan pandemi Covid-19 semakin parah dan semakin banyak korban berjatuhan.
Dalam pemaknaan kondisi fisik sakit bisa ditangkal apabila kita memiliki ketahanan tubuh yang baik. Virus korona akan semakin mudah menjangkiti orang-orang tua yang kekebalan tubuhnya berkurang karena faktor usia.
Namun, kini semakin disadari bahwa bukan hanya kaum lansia yang mengalami dampak fatal akibat virus ini. Mortalitas (angka kematian) yang tinggi juga mengancam orang-orang muda atau paruh baya yang terpapar Covid-19.
Covid-19 memakan korban dan merusak kehidupan ekonomi Mal-mal harus tutup untuk mengurangi kerumunan orang sehingga tentu menyebabkan berhentinya roda ekonomi kelas menengah ke atas.
Masyarakat golongan the have (mampu) tidak mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pangannya. Tidak demikian dengan masyarakat the have not (kurang mampu) yang ketika perekonomian terhenti, mereka tidak lagi mempunyai daya beli.
Ketahanan pangan keluarga menjadi taruhan, akhirnya mereka menggadaikan apa pun benda berharga yang dimilikinya atau berutang pada sanak saudara dan tetangga.
Kesejahteraan sosial masyarakat kini tengah terganggu. Kesejahteraan keluarga tercapai bila rumah tangga mampu memenuhi kebutuhan fisik, psikologi, sosial, dan kerohanian. Kebutuhan fisik yang paling utama dan kini semakin sulit dipenuhi adalah kebutuhan akan pangan.
Pemerintah segera merespon keadaan ini dengan mencairkan bantuan langsung tunai (BLT), paket sembako, Program Keluarga Harapan, dan lainnya.
Meski nilai bantuan tersebut mungkin belum mencukupi untuk setiap keluarga terdampak, tapi sedikit banyak meringankan orang-orang miskin yang kini bertambah jumlahnya akibat pemutusan hubungan kerja atau hilangnya penghasilan karena bisnis terhenti.
Covid-19 telah menghancurkan sendi-sendi kehidupan berbagai bangsa di banyak negara. Ini adalah sebuah musibah besar. Para ahli dari berbagai bidang ilmu kini harus berpikir keras mengatasi dampak kesehatan, dampak sosial, dan dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh Covid-19. Semoga bangsa Indonesia segera terlepas dari wabah ini.
Persoalan-persoalan yang muncul akibat covid-19 pendidikan selama sekolah online di masa pandemi. Pelaksanaan sistem pembelajaran jarak jauh pada anak selama pandemi dinilai masih belum berjalan secara optimal.
Ada beberapa hal yang dinilai menjadi kendala, terutama mengenai akses internet. Hal tersebut terjadi karena beberapa daerah belum memiliki akses internet, bahkan listrik.
Kemudian, masalah kemampuan orangtua dalam mendampingi anak-anak di rumah juga masih kurang karena banyak Mama dan Papa yang belum mengerti tentang sistem pendidikan saat ini.
Pertanyaan dan persepsi masyarakat sebenarnya merupakan hal yang wajar selaku pribadi yang memiliki hak penuh atas badan mereka yang nantinya akan diberikan zat asing masuk ke dalam tubuh mereka.
Sehingga edukasi yang menyeluruh menjadi jurus jitu yang harus terus disampaikan kepada masyarakat terkait dengan kepastian keamanan dan efektivitas vaksinasi dan pemilihan opsi program vaksinasi untuk mempercepat penurunan risiko penularan virus yang masih belum dapat dikendalikan.
*Mahasiswi Program Studi Sosiologi Murni Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Mataran