Foto: Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah dan Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah berdialog bersama para pelaku industri pariwisata di Provinsi NTB |
Mataram, Selaparangnews.com - Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah dan Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah berdialog bersama para pelaku industri pariwisata di Provinsi NTB.
Dalam kegiatan dialog tersebut, kedua tokoh NTB itu meminta kepada pelaku pariwisata untuk tetap bersinergi memajukan pariwisata di NTB meski sektor pariwisata mengalami dampak yang cukup besar di tengah pandemi Covid-19.
Dalam dialog yang dirangkaikan dengan Halal Bihalal Pariwisata Hybrid dengan tema "Bersama Memajukan Wisata NTB" yang diikuti oleh pelaku pariwisata melalu virtual dan offline yang berlangsung di halaman kantor Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi NTB, Rabu (19/05). Banyak keluhan-keluhan yang disampaikan oleh palaku pariwisata, mulai dari kebijakan buka tutup destinasi wisata di masa pandemi Covid-19 hingga di beberapa destinasi wisata yang belum dikelolah dengan baik.
Salah satunya, pelaku pariwisata asal Sekotong, Abdul Majid yang menanyakan kebijakan buka tutup destinasi wisata yang dianggap tidak tepat. Menurutnya, destinasi yang boleh dibuka hanya destinasi wisata yang berada di wilayah yang masuk zona hijau begitupun sebaliknya. Sehingga pariwisata yang mengalami dampak selama pandemi Covid-19 perlahan akan pulih kembali.
Lain halnya dengan pegiat Pariwsata asal Kecamatan Wera Kabupaten Bima, Wawan Wiranto yang menyesalkan minimnya pengelolaan destinasi wisata pulau Ular. Sehingga potensi destinasi pulau Ular saat ini tidak dapat dikelolah dengan baik. Padahal pulau Ular merupakan salah satu destinasi yang unik dan hanya ada satu di Indonesia. Bahkan hanya satu-satunya pulau Ular yang bisa dikunjungi oleh wisatawan yang pernah ada di dunia.
Menanggapi hal itu, Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah mengakui bahwa salah satu kendala pengembangan destinasi wisata pulau Ular yang ada di Kecamatan Wera-Bima adalah akses jalannya belum memadai. Namun saat ini, perbaikan jalan menuju destinasi Pulau Ular sebagian besarnya sudah diperbaiki. Apalagi pemandangan di sekitar jalan menuju Pulau Ular, baik dari Kota Bima ke Wera atau dari Sape ke Wera semuanya sangat indah.
"Kalau pandemi Covid-19 berlalu, kita akan bersinergi dengan pemda Bima untuk membuat ivent-ivent besar seperti, lari maraton dan lomba renang yang berkelas menuju Pulau Ular. Kita sediakan hadiah yang besar sehingga destinasi pulau Ular akan ramai dikunjungi," ujar gubernur.
Selain itu, Doktor Zul sapaan akrabnya berharap kepada pelaku pariwisata untuk tetap bersinergi memajukan pariwisata di NTB. Menurut Doktor Zul, kemajuan pariwisata tergantung dari peran pelaku industri pariwisata karena potensi pegiat pariwisata luar hebatnya untuk memulihkan kembali sektor pariwisata yang cukup lama terdampak akibat Covid-19.
"Mereka adalah pemain utama untuk memajukan pariwisata kita, pemerintan hanya sebagai fasilitator," tegas gubernur.
Dalam kesempatan itu, Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah juga menanggapi tentang kebijakan buka tutup destinasi pariwisata pasca lebaran Idul Fitri. Kebijakan itu bukan tanpa sebab, karena mengingat trend kasus positif masih cukup tinggi. Sehingga pemerintah dengan berat hati menutup beberapa tempat-tempat wisata.
"Pemerintah juga tidak akan tutup tempat-tempat wisata. Kita juga tidak ingin menghambat masyarakat mencari rezeki. Tapi karena situasi pandemi Covid-19 masih cukup tinggi. Sehingga memaksa kita untuk menutup sementara yang kemudharatannya lebih sedikit," ungkap Ummi Rohmi menanggapi berbagai keluhan pelaku pariwisata.
Ummi Rohmi sapaan akrabnya menegaskan, pembukaan destinasi wisata di NTB memang diperbolehkan bagi daerah yang masuk zona hijau. Namun sayangnya, hampir semua wilayah di NTB belum ada yang zona hijau. Kalau tempat-tempat wisata dibuka pada moment lebaran idul fitri maka dikhawatirkan lonjakan kasus Covid-19 akan mengalami peningkatan.
"Karena moment lebaran banyak orang yang pergi ke tempat wisata. Sehingga dengan jumlah yang banyak maka bisa dipastikan tidak bisa dibendung. Tentu prokes akan sulit diterapkan," ujarnya.
Untuk itu, Ummi Rohmi meminta kepada semua pelaku pariwisata untuk tetap bersabar di tengah situasi Covid-19 saat ini. Ke depannya, pemerintah berharap masyarakat bisa kembali menikmati destinasi pariwisata kalau situasi kembali normal seperti sedia kalanya.
"Saya yakin pelaku pariwisata di NTB memiliki kemampuan yang sangat besar untuk memajukan pariwisata kita. Untuk itu, usulan mereka harus benar-benar difasilitasi oleh pemerintah daerah," harap Ummi Rohmi. (SN)