Lombok Timur, Selaparangnews.com - Proses pengerjaan Program Kotaku (Kota Tanpa Kumuh) yang ada di Desa Songak, Kecamatan Sakra, Kabupaten Lombok Timur sudah hampir selesai dari target yang sudah ditentukan.
Hal itu disampaikan Amirin, selaku KPP (Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara) Program Kotaku Desa Songak, pada Senin, 24 Mei 2021, saat ditemui di Kantor Desa Songak.
Katanya, proses pengerjaan program tersebut tinggal di satu tempat saja, yakni pengerjaan rabat lorong atau gang yang ada di Songak Timur, sementara di tempat lainnya sudah selesai.
"Kalau menurut saya pengerjaannya sudah mencapai 85 persen karena tinggal di satu tempat saja, sementara di tempat-tempat lain sudah selesai," terangnya Senin kemarin, 24/05/2021.
Amirin menjelaskan, ada dua model pengerjaan yang dilakukan di Desa Songak. Ada yang berbentuk rabat jalan dan ada yang berbentuk paving. Untuk yang paving itu, katanya sudah selesai, tinggal yang rabat saja.
Ada sedikit keluhan yang disampaikan Amirin terkait program tersebut terutama berkaitan dengan proses pengerjaan rabat yang dinilainya kurang pas dengan program tersebut.
Pasalnya, kata dia, bentuk rabat itu dikerjakan secara lompat-lompat, tidak diratakan seperti model paving. Ia mengaku sudah menyampaikan masukan itu ke pendamping program tersebut untuk jadi pertimbangan.
"Masyarakatkan memahami program Kotaku ini akan membuat jalan lebih bersih dan indah, tapi jika rabat jalan itu dilakukan dengan cara lompat-lompat atau dipilih-pilih bahkan ada yang menurut kita rusak tapi menurut ketentuan dari atas tidak sehingga tidak dikerjakan, maka hasilnya tentu tidak akan kelihatan," ujarnya.
Katanya, Pendamping program Kotaku tersebut sudah merespon masukan itu dan akan segera turun ke Desa Songak untuk membicarakannya. Kata Amirin, pihaknya menawarkan kepada pendamping untuk merubah pola campuran semen guna menyiasati harapan masyarakat tersebut.
"Kalau mengikuti campuran yang sudah ditentukan itu, yakni 1, 2, 3, tapi itu kan untuk proyek besar. Padahal kalau untuk rabat jalan trotoar bisa kita pakai campuran 1,3,5," paparnya.
Terlepas dari itu, Amirin selaku KPP Program Kotaku Desa Songak mengapresiasi program tersebut. Apalagi itu merupakan program padat karya, maka banyak tenaga setempat yang bisa mencari nafkah dalam program tersebut.
"Kalau kita di sini kita rolling dia, makanya hampir 150-an yang bisa bekerja dan bisa cari belanja lebaran kemarin itu," katanya.
Namun demikian, Ia juga khawatir dengan persepsi masyarakat terkait upah di mana di kemudian hari ketika ingin membuat program padat karya seperti itu. Pasalnya, standar upah yang diberikan dalam program Kotaku itu tentu berbeda dengan standar upah di wilayah setempat. (yns)