Lombok Timur, Selaparangnews.com - Peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Pariwisata dan Lingkungan dari Universitas Mataram (Unram) yang ada di Desa kotaraja, Kecamatan Sikur, Lombok Timur mengadakan sosialisasi pengolahan sampah organik dan anorganik.
Kegiatan yang digelar pada Ahad, 4 Juli 2021 kemarin itu mengusung Tema Optimalkan Potensi Lingkungan di masa New Normal.
Kegiatan Sosialisasi tersebut dihadiri oleh Husni Hari dari Rumah Kreatif Bank Sampah Linsi Selimur, Desa Kesik yang merupakan Mitra Bank Sampah Mandiri. Narasumber lain yang hadir ialah Kepala Wilayah Dusun Kedondong, Desa Kota Raja, Lalu Rahmatul Qadri serta masyarakat setempat sebagai peserta.
Mewakili Pemerintah Desa Kotaraja, Lalu Rahmat Qadri mengatakan, permasalahan sampah merupakan masalah yang sangat krusial bagi lingkungan. Persoalan tersebut, kata Rahmat, akan terus berlanjut kalau tidak ditangani dengan baik.
"Salah satu cara penanganan sampah yaitu dengan melakukan pengolahan atau kreativitas dari sampah," ujarnya. Senin, 05/07/2021.
Menurutnya, kegiatan sosialisasi yang digagas Mahasiswa KKN dari Unram itu sangat bagus dan penting untuk dilakukan sebagai langkah awal menumbuhkan kesadaran masyarakat betapa pentingnya menangani permasalahan sampah untuk menjaga kebersihan lingkungan.
Sementara itu, Husni Hari selaku praktisi pengelolaan sampah di Lombok Timur menyampaikan bahwa sebenarnya sampah bukanlah sesuatu hal yang menjijikan, melainkan sesuatu yang bisa disulap dengan diolah untuk menghasilkan pundi-pundi rupiah.
Namun, kata dia tentu membutuhkan kesabaran dan ketelatenan dalam memilah bakal bakal pundi rupiah ini.
Sebelum menggeluti sebagai pengolah sampah, Husni mengaku sempat berjualan kue, jajanan sampai menjahit. Namun katanya tidak kelihatan.
"Artinya tidak bisa naik, pada tahun 2015 saya mengolah sampah menjadikannya sebuah usaha membuat kerajinan seperti tas, keranjang dan lainnya hingga sekarang saya bisa mendirikan sebuah gerai rumah kreatif Bank Sampah Linsi Selimur Kesik," paparnya.
Dalam memulai usaha pengolahan sampah, kata Husni, di mulai dari memilah sampah organik dan anorganik yang ada di rumah masing masing.
"Sampah organik dapat dijadikan pupuk dan sampah anorganik dapat di jadikan kerajinan," imbuhnya sembari menambahkan bahwa modal utama yang dibutuhkan dalam mengembangkan usaha tersebut ialah semangat dan ketekunan.
Di akhir pembicaraannya, Ia mempersilakan peserta dan masyarakat luas untuk terus berkreativitas membuat produk-produk kerajinan. Ia berjanji akan siap menampung hasilnya.
"Kalau ibu-ibu membutuhkan pelatihan, silakan datang ke rumah kreatif untuk berlatih membuat kerajinan atau dapat menghubungi saya untuk datang ke tempat ibu-ibu," pungkasnya. (SN)