Ilustrasi Penganiayaan (Sumber: JawaPos.com) |
Lombok Timur, Selaparangnews.com - Salah satu perangkat Desa Selaparang, Kecamatan Suela, Lombok Timur bernama Lalu Sastra Kencana akhirnya angkat bicara terkait dugaan kasus penganiayaan yang melibatkan dirinya dengan salah satu warga Desa setempat bernama Lalu Muhsan.
Lalu Sastra Kencana menegaskan bahwa apa yang dituduhkan Lalu Muhsan bahwa Ia telah menganiayanya sehingga melapor ke Polsek Suela merupakan cerita yang sama sekali tidak benar.
Pasalnya, kata Lalu Sastra Kencana, dirinya tidak pernah merasa melakukan tindakan kekerasan seperti yang ditudingkan tersebut.
"Saya hanya menekan topi yang di kepalanya dan mendorong saja, tidak memukul," kata dia. Minggu, 19/09/2021.
Ia mengatakan, kalau saja dirinya melakukan pemukulan terhadap Lalu Muhsan, mungkin dia akan babak belur, mengingat tubuhnya yang kekar lantaran rajin nge-gym.
Ia mengaku bahwa tindakan yang dilakukan tersebut bukan tanpa alasan. Melainkan karena ketika dirinya sedang menjelaskan terkait mekanisme penerbitan Surat Keterangan Usaha (SKU)dari desa, katanya, Lalu Muhsan selalu mendebat dan memotong pembicaraannya.
"Makanya kemudian saya gebrakan dia meja karena capek lawan dia ngomong, kemudian dia juga banting topinya sambil teriak, matanya melotot ke saya sambil mengatakan Oo jadi seperti ini pelayanan di sini, kemudian saya berdiri dan dia juga berdiri dan saya sempat berpikir dia yang akan pukul saya," terangnya.
Tidak hanya itu, Ia juga menjelaskan kronologi sebelum kejadian tersebut. Katanya, saat dijelaskan mengenai prosedur pembuatan SKU, Lalu Muhsan selalu ngomel-ngomel, seolah-olah tidak mau mendengarkan penjelasan.
"Dari awal saya lihat anak ini sudah emosi, muka merah dan ngomel-ngomel dari kemarin, jadi begitu saya panggil anak yang dua ini karena saya lihat dia tegang, Sampai ndak konsentrasi dengar saya maju-mudur duduk segala macam ndak lihat dia ngomong karena saya ngomong dengan temanya yang satu ini," jelasnya.
Lebih lanjut Lalu Sastra Kencana mengungkapkan bahwa dari awal Ia menyampaikan bahwa dirinya tidak mempunyai kapasitas untuk memberi tanda tangan.
"Jadi saya hanya menyampaikan apa yang disampaikan oleh pak Kepala Desa (Kades), jadi kalau ada keberatan saudara atau tidak puas silahkan menghadap Kepala Desa dari awal saya bilang begitu," paparnya.
Katanya, Ia juga meminta kepada Lalu Muhsan supaya tidak mendebat dirinya dan jangan beradu argumen dengannya karena dia hanya sebagai penyambung lidah dari Kepala Desa.
"Yang penting saya sudah menyampaikan, jadi jangan mendebat saya dan jangan beradu argumen sama saya karena saya bukan orang suka debat," terangnya.
Kemudian persoalan yang disebut bahwa ada salah satu orang yang pada hari itu SKUnya langsung jadi, lanjut Sastra, itu karena orang tersebut diketahui langsung oleh Kepala Desa mempunyai Usaha yang jelas.
"Orang tersebut punya sapi empat ekor dan sawah dan lain sebagainya sementara Lalu Muhsan di keterangannya di situ jual-beli tembakau padahal dia tidak punya usaha begitu. Jadi kalau dia mau ditandatangani oleh pak Kades dia harus punya usaha yang riil, itu kata pak Kades," tutupnya (Izi)