Notification

×

Iklan

Iklan

Musim Hujan Tiba, Masyarakat Diminta Waspada Wabah Demam Berdarah

Tuesday, November 9, 2021 | November 09, 2021 WIB Last Updated 2021-11-09T13:18:22Z

Dr. H. Pathurrahman, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur

 

Lombok Timur, Selaparangnews.com - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur, Dr. H. Pathurrahman mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dengan ancaman penyakit demam berdarah di saat musim hujan tiba.


"Ini hujan sudah mulai turun, maka masyarakat perlu juga mewaspadai wabah demam berdarah," ujarnya. Selasa, 09/11/2021.


Penyakit demam berdarah itu, lanjutnya, merupakan penyakit menular, di mana penularannya itu terjadi melalui nyamuk Aedes Aegypti.


Nyamuk itu sendiri, kata Pathurrahman, berkembang biak di genangan air. Oleh karenanya, Ia meminta supaya masyarakat mengantisipasi perkembang-biakan nyamuk tersebut dengan cara rajin-rajin menguras dan menutup tempat-tempat menyimpan air, seperti bak mandi, pot-pot bunga, botol atau kaleng-kaleng bekas yang berpotensi menampung air.


Untuk Lombok Timur, lanjutnya, indikasi kasus DBD ini sudah muncul di Kecamatan Selong, tepatnya di Kelurahan Majidi. Hanya saja, kata dia, status pasien tersebut masih tergolong suspek, belum dinyatakan positif.


"Belum divonis positif, masih suspek," tukasnya seraya menegaskan supaya masyarakat lebih waspada dengan munculnya wabah tersebut.


Jangan sampai, kata mantan Kadis Perindustrian Lotim ini, masyarakat mulai bergerak melawan penularan DBD setelah muncul kasus. "Kita harus tetap waspada, jangan sampai ada kasus dulu baru kita bergerak," tegasnya.


Ia mengatakan bahwa, dengan masuknya musim hujan, maka siklus wabah demam berdarah bisa dikatakan sudah mulai. Biasanya, kata dia, wabah DBD cenderung muncul di awal musim penghujan, atau di masa peralihan musim panas ke musim hujan. 


"Di situ biasanya siklusnya tinggi," imbuhnya.


Sebenarnya, ujar Pathurrahman, cukup simpel untuk membendung penularan wabah demam berdarah, yakni dengan disiplin menerapkan 3M seperti yang sudah sering disampaikan sebelum-sebelumnya, yaitu mengubur, menguras dan menutup tempat air tergenang.


"Simpel sebenarnya, tapi ini yang sering kita abaikan," ketusnya mengakhiri pembicaraan. (Yns)

×
Berita Terbaru Update