Salmun Rahman, Kepala BKPSDM Kabupaten Lombok Timur |
Lombok Timur Selaparangnews.com - Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Lombok Timur akan melayangkan surat pemanggilan kepada Kepala Dinas Pariwisata Lombok Timur, Dr. H. Mugni.
Pemanggilan itu dilakukan untuk meminta penjelasan Dr. Mugni terkait viralnya foto dirinya menghadiri acara Persiapan Deklarasi Relawan Anis NTB For Presiden 2024 di Quen Hotel Praya, Kabupaten Lombok Tengah, pada Sabtu, 27 November 2021 lalu.
Kepala BKPSDM Lombok Timur Salmun Rahman mengatakan bahwa pasca beredarnya foto tersebut di media sosial, dirinya langsung menghubungi yang bersangkutan untuk meminta klarifikasi.
"Secara pribadi sudah saya minta klarifikasi lewat WhatsApp, tapi besok tetap kita akan panggil," ujarnya, saat dikonfirmasi Selasa kemarin, 30 November 2021 lewat telpon.
Adapun jawaban klarifikasi yang Ia dapatkan dari Dr. Mugni, kata Salmun, ialah karena dirinya terlalu bersemangat dan reaksioner terhadap seruan untuk menyelamatkan NKRI dari gempuran PKI.
Jadi berdasarkan jawaban klarifikasi dari yang bersangkutan, lanjut Salmun Rahman, kehadiran Dr. Mugni di acara tersebut bukan untuk Persiapan Deklarasi Relawan Anis NTB Jadi Presiden 2024, melainkan karena diundang untuk berbicara mengenai isu menyelamatkan NKRI dari PKI.
"Itu jawaban sementara yang saya dapatkan dari yang bersangkutan," jelasnya.
Kendati demikian, sambungnya, sebagai pembina tenaga kepegawaian di Gumi Patuh Karya ini Ia harus bertemu langsung untuk mengklarifikas persoalan tetersebut.
Dan tentu, tandasnya, Ia tidak akan tinggal diam jika ada pegawai di lingkup Pemerintah Kabupaten Lombok Timur terindikasi melakukan pelanggaran terhadap kode etik.
"Tugas pokok saya kan melakukan pemantauan dan memonitor terhadap rekan-rekan ASN, apalagi pejabat, tentu itu menjadi kewajiban saya," imbuhnya.
Karena itu, kata Salmun, dirinya mengingatkan Dr. Mugni untuk tidak menghadiri acara-acara yang di dalamnya terdapat nuansa-nuansa politik semacam itu.
"Jadi yang bersangkutan saya ingatkan, apapun bentuk kegiatan itu, kalau kita tahu ada nuansa-nuansa politik di dalamnya maka itu dilarang, tidak boleh," tegasnya sembari mengatakan bahwa menanggapi peringatan itu, Dr. Mugni bersedia untuk tidak akan mengulanginya lagi.
Sementara Dr. Mugni sendiri, sampai berita ini diterbitkan belum memberikan respon apapun meski sudah coba dihubungi lewat WhatsApp dan telpon. (Yns)