M. Jamaludin, Kepala Desa Denggen Timur |
Lombok Timur, Selaparangnews.com - Pandemi Covid-19 belum reda, sementara hidup harus tetap berjalan. Di tengah perekonomian yang kian ringkih oleh Wabah Pandemi, dibutuhkan kecerdasan tuntuk mensiasati keadaan agar roda perekonomian tetap berjalan.
Dalam rangka itulah, Pemerintah Desa Denggen Timur, Kecamatan Selong, Kabupaten Lombok Timur menggagas usaha kerakyatan bernama Kampung Bebek.
Kepala Desa Denggen Timur, M. Jamaludin menjelaskan, Kampung Bebek tersebut digagas sekitar tahun 2020 lalu. Waktu itu, kata dia, pihaknya membentuk satu kelompok peternak saja yang terdiri dari 10 kepala Keluarga sebagai pilot project.
Melihat antusiasme masyarakat yang cukup tinggi serta prospeknya bagi kesejahteraan masyarakat menjanjikan, maka usaha tersebut terus dikembangkan hingga sekarang.
"Alhamdulillah pada tahun 2021 kita telah menambah jumlah kelompok peternak menjadi tujuh kelompok," ucapnya, saat ditemui di kediamannya. Rabu, 02/02/2022.
Hingga saat ini, lanjutnya, Kampung Bebek yang merupakan unit usaha BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) itu terus dikembangkan dan diperluas. Bahkan, kata dia, yang tadinya hanya memproduksi telur, Kampung Bebek juga memfasilitasi peternak untuk mengolah dan memasarkan hasil produksinya.
"Sekarang ini kita sudah mulai dilirik oleh salah satu lembaga perbankan untuk diajak kerja sama," sebutnya.
Jamaludin mengatakan, untuk tahun 2022 ini, jumlah kelompok peternak juga sudah bertambah menjadi 22 kelompok dengan jumlah bebek yang diternakkan sekitar 1300-an ekor.
"Kita akan terus perluas," imbuhnya, seraya menyebutkan bahwa usaha ternak Bebek Petelur ini bisa menjadi alternatif bagi masyarakat Desa Denggen Timur mengingat mayoritas warga hanya bekerja sebagai buruh tani.
Dilihat dari letak dan kondisi geografis Desa Denggen Timur juga sangat mendukung usaha tersebut karena berada di wilayah persawahan dan perkebunan.
"Usaha ini akan terus kami kembangkan, nantinya kita akan buatkan showroom yang menyediakan berbagai keperluan dari peternak, termasuk juga untuk menampung hasil olahan dari Bebek tersebut dan juga pembibitan," paparnya.
Dari Bebek yang diternak oleh satu Kepala Keluarga itu, lanjutnya, bisa menghasilkan 150 tray telur Bebek perbulan.
Ia berharap, usahanya bebek petelur yang dikembangkan itu, di samping dapat meningkatkan imunitas masyarakat dari konsumsi yang sehat dari telur yang dihasilkan, juga dapat menjadi pemicu perputaran ekonomi masyarakat Desa.
Dan menurutnya, gairah masyarakat untuk menggeluti bidang tersebut cukup tinggi. "Ketika ada gairah masyarakat, itu menandakan roda ekonomi telah berputar," kata Jamaluddin.
Untuk teknis peternakan, kata dia, itu dilakukan secara mandiri oleh masing-masing Kepala Keluarga. Hal itu, kata Jamaluddin, dilakukan sebagai cara untuk menghindari persoalan yang muncul, seperti aroma tak sedap dari kandang Bebek tersebut.
"Jadi kenapa tidak kita pusatkan kandangnya, supaya aroma tidak sedap dari kandritu tidak jadi persoalan di Masyarakat. Jadi solusinya diternak di rumah masing-masing," jelasnya sembari mengatakan bahwa hal itu juga semakin menumbuhkan rasa memiliki peternak dalam menjaga bebek tersebut. (Yns)