Nampak pesisir pantai Sunrise Land Lombok dipadati pengunjung dari berbagai penjuru |
Singkat kata, kesadaran para pemuda akan potensi sumber daya pariwisata di daerah ini kian meningkat dan secara bertahap terus menunjukkan kemajuan dan perkembangan. Tapi tentu, masing-masing dari mereka para pegiat wisata itu, mengembangkan potensi wisatanya dengan konsep yang berbeda-beda.
Salah satunya adalah Sunrise Land Lombok, brand wisata Pantai yang digagas sekelompok pemuda itu mencoba mengembangkan spot wisata pantai Dusun Montong Meong, Desa Labuhan Haji, Kecamatan Labuhan Haji, Kabupaten Lombok Timur dengan daya tarik yang berbeda dari yang lainnya yakni menggabungkan potensi wisata yang ada untuk mendongkrak perekonomian masyarakat sekitar, khususnya para pemuda.
Pengunjung dan warga sekitar pantai Sunrise Land Lombok ikut hadiri acara pelepasliaran ratusan anak penyu |
Sunrise Land Lombok atau SLL dikelola oleh sekelompok anak muda yang masih menyimpan idealisme dan cita-cita bahwa kekayaan sumber daya Pariwisata di Lombok Timur jika dikelola dengan benar sangat mungkin bisa merubah kehidupan masyarakat sekitar menjadi lebih baik.
"Berbekal idealisme dan rasa ingin maju, maka kami memberanikan diri membuat kontrak dengan pemda untuk mengelola tempat ini, tujuan kami cuma satu, kami ingin maju," kata Qori Bayyinaturrosyi, Direktur Sunrise Land Lombok saat ditemui di sela-sela kegiatan pelepasliaran anak penyu di pantai tersebut beberapa hari lalu. Rabu, (03/08/2022).
Yang menarik dari SLL ini adalah mereka mencoba memperkenalkan dan membangun konsep wisata pantai yang sangat jarang ditemui di Lombok Timur, bahkan bisa dikatakan satu-satunya, yakni wisata pantai dengan prinsip konservasi dan pemberdayaan pemuda.
Pelepasliaran ratusan anak penyu atau tukik di Sunrise Land Lombok |
Menurutnya, konsep semacam itu dikembangkan di objek wisata tersebut karena memang itulah potensi yang ada di sana. Adapun bidang konservasi yang tengah digarap saat ini ialah Konservasi Penyu Pasir Hitam atau jenis Tukik Lekang. Bahkan mereka sudah membentuk duta penyu Sunrise Land Lombok.
Sebenarnya, kata Qori, SLL belum terlalu lama mengelola pantai itu. Dimulai sekitar bulan Mei 2022 lalu, setelah membangun MoU dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Timur melalui Dinas Pariwisata.
"Bisa dibilang kami baru dua bulan mengelola pantai ini, setelah membuat Surat Perjanjian Kerjasama (SPK) dengan Dinas Pariwisata," jelasnya.
Kendati masih baru, ternyata banyak perubahan yang terjadi meskipun belum terlalu signifikan. Namun Qori optimis, konsep pengelolaan wisata yang diusung itu akan berjalan dengan baik ke depannya, hanya saja butuh dukungan semua pihak, termasuk stakeholder terkait.
Awalnya, SLL memberdayakan 30-an pemuda untuk mengelola tempat itu, namun disortir, terutama yang masih di bawah umur dan perempuan yang belum diizinkan orang tua atau suaminya jika sudah menikah, sehingga saat ini tim yang mengelola spot wisata itu tinggal 26 orang.
Dan meskipun baru dikelola selama dua bulan, sudah ada anggota pengelola yang membangun usaha sendiri. Dan memang, kata Qori, tujuannya memberdayakan mereka di Sunrise Land Lombok ialah untuk dapat bangkit dan mandiri.
Sebagai informasi, lokasi Sunrise Land Lombok ini bisa ditempuh dari berbagai arah, seperti dari arah Selong, Korleko, atau dari wilayah selatan seperti Tanjung Luar. Lokasinya ada persis di sebelah selatan pantai dermaga Labuhan Haji. (Yns)