Bersama Bupati Lombok Timur HM. Sukiman Azmy (kiri), Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah menghadiri Hultah ke 87 NWDI Pancor (Foto: PKP Lombok Timur) |
Pada kesempatan tersebut Gubernur bercerita pengalamannya masa kecilnya di Sumbawa dan persinggungannya dengan NWDI.
Semasa kecil, kata Pria yang akrab disapa Bang Zul itu, Ia menyaksikan orang-orang Lombok yang tinggal di Sumbawa bekerja keras agar bisa menghadiri Hultah NW tersebut.
“Mereka bekerja keras, mereka berjuang di tengah terik matahari, dingin malam, dengan satu harapan mudah-mudahan hasil kerja keras mereka ditabung dan mengajak keluarganya agar bisa hadir,” ujarnya. Senin, (19/09/2022).
Dan sepulang dari merayakan Hultah itu, lanjutnya, begitu banyak cerita hebat yang dibawa orang-orang Lombok ke Sumbawa, mulai dari pertemuan dengan Maulana Syaikh, murid hingga anak cucunya.
Kisah-kisah itu digaungkan di seluruh kota dan desa yang ada di Sumbawa, seakan-akan mereka menemukan semangat baru untuk mendistribusikan harapan baru, bahwa pertemuan dengan guru mereka itu menghadirkan semangat untuk menaklukan dunia dalam genggaman mereka.
Ia juga mengaku takjub setelah menyaksikan dan merasakan sendiri kehangatan serta kemeriahan Hultah NWDI. Apalagi, tandas Gubernur, Ia menjumpai banyak stand-stand yang buka di sepanjang jalan hingga di area Hultah itu.
“Saya yakin jika Maulana Syaikh masih hidup saat ini, beliau akan tersenyum melihat anak cucu dan murid-muridnya telah mampu mendistribusikan, menyalakan banyak hati untuk membebaskan manusia dari kebodohan,” puji Politisi PKS tersebut.
Menurut Gubernur, NWDI kali ini sangat bersejarah semenjak Ketua Umum Pengurus Besar NWDI KH. Muhammad Zainul Majdi atau yang sering disapa TGB itu mendeklarasikan satu visi yang luar biasa yaitu, NWDI bukan organisasi orang Lotim, NWDI bukan organisasi orang Lombok, NWDI bukan organisasi orang NTB, NWDI bukan organisasi yang ada di Kalimantan, Batam dan Papua.
NWDI adalah organisasi yang menghimpun, menginternalisasi ajaran-ajaran Maulana Syaikh untuk disebar, tidak hanya di pulau Lombok, NTB ataupun hanya di Indonesia tetapi di seluruh dunia.
Selain itu Ia berharap supaya kegiatan Hiziban tidak hanya digaungkan oleh orang-orang Lombok yang ada di Papua, tetapi nantinya kegiatan itu juga digaungkan oleh orang Papua sendiri.
Seperti halnya, kegiatan Hultah tidak hanya dirayakan di Lombok saja, melainkan di Kalimantan, Sulawesi, Batam, Aceh, Jawa bahkan di seluruh Indonesia,
“Sehingga ajaran Maulana Syaikh bisa disebarkan di seluruh penjuru dunia,” jelasnya.
Gubernur mengaku terharu karena TGB menjadi pembaharu umat, tekadnya yang berani menjajarkan diri sebagai ulama yang mampu mendistribusikan Islam yang Rahmatan Lil 'Alamin di seluruh dunia.
Ia mengajak para ustad dan tuan guru untuk menulis dan mengekspresikan ajaran Maulana Syaikh terhadap orang miskin, budaya, seni dan toleransi. (SN)