Komunitas Pegiat Literasi yang dibangun Arya Sholihin dan teman-temannya |
SELAPARANGNEWS.COM - Mahasiswa Program Studi KPI Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIH NWDI Pancor bernama Arya Sholihin bersama puluhan rekannya menggagas komunitas pegiat literasi bernama Sanggar Baca Bhavana.
Sanggar tersebut digagas sebagai respon atas kondisi minat baca di Indonesia yang berada di urutan kedua terendah berdasarkan hasil penelitian UNESCO.
Peringkat itu menurut Arya Sholihin telah menjadi pukulan telak bagi bangsa ini, di saat karakter-karakter pemuda yang mau instan serta intensnya konsumsi hiburan di media sosial seolah menjadi pendukung penelitian tersebut.
"Sesuai namanya, komunitas tersebut bergerak di bidang pengembangan minat literasi di wilayah Kabupaten Lombok Timur," ujarnya. Senin, (21/11/2022).
Bung Arya, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa komunitas yang Ia pimpin itu berawal dari kondisi Nasional dan lokal yang pada hari ini sangat mengalami penurunan signifikan pada aspek literasi.
Tidak hanya dari kondisi Nasional, tandas Arya, melainkan juga kondisi riil di Lombok Timur, di mana di beberapa titik lokasi yang sudah dikunjungi, masih banyak sekali siswa-siswi yang belum bisa membaca dengan baik.
"Itu membuat kami, saya dan teman-teman sanggar harus lebih ekstra dalam menggaungkan semangat literasi," ungkapnya.
Komunitas yang ia dirikan itu, sejauh ini telah memiliki beberapa program utama diantaranya adalah Lapak Baca Umum yang digelar di kampus dan di taman rinjani selong.
Selain itu juga ada Lapak baca anak yang digelar di TPQ dan sekolah dasar. Arya menjelaskan bahwa dua rutinitas itu dilakukan selama seminggu sekali, serta program lainnya seperti Roadshow Literasi dan Bedah buku yang konsisten dilakukan perbulannya.
"Kita memiliki rutinitas yang sudah terkonsep dengan baik, untuk itu bagi kawan-kawan Mahasiswa yang ingin membaca buku dan berdiskusi, silahkan, mari kita sama-sama pertahankan budaya literasi yang sudah semakin merosot, serta kami juga membuka diri bagi TPQ dan Sekolah Dasar yang ingin menghadirkan sanggar Baca Bhavana," lanjut arya.
Saat ditanya tentang Perpindahan Literasi ke media Audio dan Video, Mahasiswa KPI IAI Hamzanwadi Pancor itu mengatakan bahwa ia kurang setuju.
Menurutnya, Konten-konten di internet saat ini tidak akan bisa memberikan pemahaman secara utuh sehingga literasi perlu di kembalikan pada posisi awalnya.
"iya, Konten di internet ini merupakan barang yang sudah di kemas sedemikian rupa sehingga tidak bisa kemudian di jadikan sebagai dasar," singgungnya.
Ia juga mengatakan bahwa sudah selayaknya Pemerintah, Lebih-lebih Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Timur lebih memperhatikan kondisi literasi dan komunitas-komunitas literasi, karna anggapannya bahwa literasi adalah ruang penting yang kedepannya akan menentukan nasib bangsa, nasib Kabupaten Lombok Timur.
"Kita berharap pada pemerintah agar lebih memperhatikan pegiat-pegiat literasi, karna kalau generasi hari ini masih di posisi tingkat literasi yang rendah, itu akan menjadi kekhawatiran di masa mendatang," pungkasnya. (SN)