Orang Suku Sasak Tempo Dulu |
SELAPARANGNEWS.COM - Lalu atau biasa disingkat L merupakan gelar yang digunakan sebagai penanda dari keturunan bangsawan Suku Sasak. Gelar Lalu terletak didepan nama kaum Laki- laki masyarakat Suku Sasak. Pada masa Hindia Belanda gelar Lalu juga digunakan sebagai penanda kaum terpelajar, karena pada masa itu hanya pemilik gelar Lalu yang didiberikan keleluasaan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk menempuh pendidikan.
Dalam adat Suku Sasak garis keturunan Lalu hingga saat ini masih memiliki pengaruh yang cukup kuat, baik dalam politik, sosial dan budaya masyarakat adat Suku Sasak, terutama di wilayah pedaleman Pulau Lombok, meskipun secara strata sosial ekonomi kelompok ini sudah setara dengan masyarakat pada umumnya, tak seperti masa kolonial Hindia Belanda.
Gelar Lalu diperoleh berdasarkan garis keturunan ayah. Seorang pemuda Suku Sasak, yang memiliki gelar Lalu menikah dengan perempuan dari keturunan bangsawan sasak Baiq ataupun perempuan yang bukan dari garis keturunan bangsawan sekalipun, secara otomatis anak dari hasil perkawinan tersebut akan memperoleh gelar Lalu untuk anak kaki - laki dan gelar Baiq untuk anak perempuan.
Baca Juga: PMII Lombok Timur Minta Kejari Panggil Mantan Kepala Bapenda Terkait Hutang Pajak PT. LED
Istilah LALU telah menjadi identitas dan penanda orang Lombok di kancah nasional, Pendeknya gelar LALU sangat identik dengan orang Lombok. Lalu siapa orang Lombok pertama yang bergelar LALU?. Pertanyaan itu akan menarik untuk di cari jawabannya, mengingat dewasa ini orang lombok yang bergelar LALU sangatlah banyak. Sebelum menjawab pertanyaan siapa orang Lombok pertama yang bergelar LALU. Marilah kita membahas sejarahnya terlebih dahulu asal usul gelar Gelar LALU yang ada di Lombok.
Dikutip selaparangnews.com dari akun Tiktok @info nusa (sejarah NTB). yakini Menurut Fath Zakaria dalam buku Mozaik Budaya Mataram, gelar LALU sejatinya berasal dari Sumbawa, gelar ini di berikan dengan sangat ketat tidak sembarang orang boleh menyandang gelar LALU. Sedangkan menurut Lalu Ahmad Muslimin, seorang bangsawan asal Sumbawa dan juga anggota DPRD Provinsi Nusa Tenggara Barat ( NTB) Tahun 1992 - 1997 mengatakan pemberian gelar LALU dan LALA di Sumbawa sangat ketat. Gelar LALU dan LALA di berikan pada anak kandung yang lahir dari ayah bergelar LALU dan Ibu bergelar LALA. Jika seorang ayah bergelar LALU, namun istrinya tidak bergelar LALA, maka anaknya tidak boleh bergelar LALU atau LALA. Berbeda dengan di Lombok, asalkan ayah bergelar LALU meskipun Ibu dari kalangan biasa, anak kandung laki-laki tetap boleh memakai gelar LALU.
Baca Juga: Aksi Demo PMII Lombok Timur Bentrok Dengan Aparat: Kami Akan Buat Perhitungan Dengan Kalian!
Baca Juga: Nahas! Pria Ini Selalu Tempelkan Jimat ke Tubuhnya Namun Tewas Ditabrak Truk
Baca Juga: Lesti Kejora Ungkap Alasan Laporkan Suaminya ke Polisi: Ketahuan Selingkuh, Dicekik dan Dibanting
Selanjutnya, adalah jika memang demikian adanya, sampailah kita kepertanyaan "Siapa orang Lombok yang bergelar LALU? atau sederhananya, sebelum tahun 1895 siapa saja orang Lombok yang menggunakan gelar LALU?. Meskipun masih terdapat perdebatan menurut buku sejarah Lombok karangan Lalu Djelenga, orang pertama yang bergelar LALU di Lombok bernama Lalu Jelenga dan Lalu Centung, mereka berdua adalah anak dari Pemban Ilang mudung hasil perkawinanya dengan seorang perempuan dari kalangan Bangsawan Sumbawa. awalnya Lalu Centung dan Lalu Jelenga menetap di Sumbawa, namun saat terjadi Perang Sakra 1842 seluruh pimpinan Sakra meninggal, Pimpinan Sakra akhirnya menuntut Lalu Jelenga dan Lalu Centung untuk menetap di Sakra. Kakek Lalu Jelenga dan Lalu Centung adalah Pemban Pengantin Purwodadi yang merupakan anak dari Pemban Meraja Kusuma, Raja Pejanggik yang menyingkir ke Sumbawa sekitar tahun 1704 an. ***