Tukik Lekang atau Anak Penyu Pasir Hitam, Jenis penyu yang dikonservasi di Pantai Sunrise Land Lombok, Labuhan Haji, Lombok Timur |
SELAPARANGNEWS.COM - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) memberikan bantuan alat konservasi penyu kepada Duta Penyu Sunrise Land Lombok.
Alat tersebut diberikan sebagai upaya melestarikan penyu di wilayah pantai Labuhan Haji Lombok Timur yang sejauh ini dikelola duta penyu Sunrise Land Lombok.
Perwakilan BKSDA NTB Fahrul Hadi mengatakan, melihat kesigapan duta penyu Sunrise Land Lombok dalam melindungi satwa liar di wilayah Pantai Labuhan Haji mendorong BKSDA NTB untuk ikut ambil bagian.
"Kita tahu bahwa kelompok pelestari penyu Sunrise Land Lombok tak bisa tinggal diam melihat satwa dilindungi ini diganggu habitat nya, karena itu BKSDA NTB memberi dukungan dengan beberapa peralatan untuk mendukung patroli pantai dan penetasan semi alami," ujarnya. Selasa, (20/12/2022).
Support tersebut, kata dia, merupakan bentuk dari sinergi pemerintah dengan masyarakat dalam melakukan konservasi satwa yang dilindungi di Provinsi Nusa Tenggara Barat. "Sinergi untuk Konservasi," serunya.
Sementara itu, Ketua Pengelola Pantai Sunrise Land Lombok yang ada di Dusun Montong, Desa Labuhan Haji, Kecamatan Labuhan Haji, Lombok Timur tersebut Qori' Bayyinaturrosyi mengucapkan terimakasih atas bantuan peralatan dari BKSDA NTB tersebut.
Sebelumnya, kata Qori', Duta penyu Sunrise Land Lombok juga pernah mendapatkan penghargaan dari BKSDA NTB karena telah ikut berpartisipasi dalam melepaskan spesies penyu di pantai tersebut.
Magister Pendidikan Pariwisata Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini menceritakan perjalanan panjang Sunrise Land Lombok dalam melakukan konservasi penyu di Pantai Labuhan Haji, yang berujung pada terbentuknya duta penyu di destinasi wisata tersebut.
"Iya itu, perjalanannya memang cukup panjang dan melelahkan, karena betul-betul berangkat dari nol" kata Qori' menjawab SELAPARANGNEWS.COM.
Awalnya, kata dia, para pengelola Sunrise Land Lombok sama sekali tidak punya dasar pengetahuan untuk merawat anak penyu.
Namun, ujarnya, berkat tekad dan keyakinan yang kuat untuk mengembangkan destinasi wisata pantai dengan konsep konservasi, edukasi dan pemberdayaan ekonomi, akhirnya mereka memberanikan diri untuk membangun komunikasi dengan berbagai pihak dan stakeholder, salah satunya ialah dengan BKSDA Provinsi NTB dan sejumlah akademisi di bidang konservasi penyu.
"Setelah kami membangun komunikasi, alhamdulillah akhirnya direspon oleh BKSDA NTB dan beberapa akademisi dari beberapa Perguruan Tinggi," ucapnya.
Berangkat dari sanalah kemudian, lanjut Qori, duta penyu Sunrise Land Lombok terbentuk yang khusus mengurus dan merawat anak penyu yang menetas area pantai tersebut.
Adapun jenis penyu yang dikonservasi ialah jenis anak penyu (tukik) pasir hitam atau penyu lekang yang saat ini sudah cukup langka di Indonesia.
Sunrise Land Lombok juga sudah beberapa kali melepasliarkan anak penyu lekang di pantai tersebut, terakhir bulan Agustus kemarin, sebagai rangkaian peringatan HUT RI ke 77.
Pada acara itu, Sunrise Land Lombok melepasliarkan 77 anak penyu bersama sejumlah unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Lombok Timur, seperti Sekretaris Daerah, Dandim, Danlanal dan juga Kapolres Lombok Timur serta sejumlah komunitas dan para pengunjung. (Yns)