Penulis: Muhammad Jayadi, Ketua Lakpesdam PWNU NTB |
OPINI - Nahdlatul Ulama adalah organisasi Islam terbesar di Indonesia yang didirikan pada tahun 1926 oleh KH Hasyim Asy'ari. Kesejarahannya telah menjadi teman tumbuh kembang bangsa ini. Yang tak kalah penting adalah penyangga perkembangan Islam di tanah air. Tentunya, tanpa mengabaikan peran saudara sebangsa yang lain. Hingga kini NU telah menjadi tempat yang aman, nyaman dan menyenangkan bagi semua, dari beragam latarbelakang bangsa, suku agama dan ras.
Asbab menjadi tempat yang memberi rasa aman dan nyaman, maka Nahdlatul Ulama tidak boleh stagnan dan menutup diri dengan dinamika sosial kemasyarakatan-keagamaan yang melingkupinya. Memasuki abad ke-2, Nahdlatul Ulama harus lebih lincah, past response, seluruh aktivitasnya memberi manfaat dan menjadi solusi atas permasalahan jama’ahnya (umat).
Adalah gagasan Mabadi Khaira Ummah, sebuah konsep yang dirumuskan para Mu'asis dan alim ulama Nahdlatul Ulama sejak 1935. Yang menegaskan bahwa kendala utama yang menghambat kemampuan umat melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar, termasuk menegakkan ajaran agama adalah kemiskinan dan lemahnya kondisi ekonomi. Merespon itu, lahirlah gagasan Mabadi Khaira Ummah, tidak saja sebagai konsep solusi namun juga gerakan solusi mengeluarkan umat dari kemiskinan dan keterbelakangan, kemudian hadir dan tumbuh menjadi umat (manusia) terbaik, unggul dan memberi manfaat.
Gagasan tersebut secara filosofis terinspirasi dari Al Qur’an Surat Ali Imran Ayat 110 yang artinya “Kamu adalah umat yang terbaik, yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar dan beriman kepada Allah…”. Yang selanjutnya oleh Nahdlatul Ulama disusun dan dilembagakan melalui Muktamar NU tahun 1939 di Magelang.
Maka, dalam menjawab permasalahan jamiyah dan jama’ah serta merespon tantangan dunia yang kiat cepat dan kompleks. Pemimpin NU di semua level, penting merefleksikan visi strategis-historis gagasan Mabadi Khaira Ummah, selain inovatif dan kreatif melihat dan memanfaatkan peluang. Memasuki abad ke dua, nilai-nilai Mabadi Khaira Ummah harus diaktualisasikan dan ditransformasi untuk menjawab permasalahan sosial yang kian kompleks, termasuk sebagai sarana menghadirkan NU keruang publik dengan wajah yang beda seperti melayani, dipercaya, amanah, menolong, menjawab permasalahan dan kebutuhan yang dialami jamaahnya. Ikhtiar-ikhtiar yang hendaknya digeliatkan dalam memasuki abad kedua NU dapat ditempuh dengan :
1. Memperbaiki penampakan NU diruang publik.
Penampakan NU dalam wajah elitis hendaknya dikurangi, NU harus merambat hadir di jantung-jantung warganya yang mengalami kesusahan, kesulitan mengakses layanan dasar (kesehatan, pendidikan dan ekonomi), air bersih termasuk akses atas lahan/tanah. Melayani dan penggerak adalah wajah NU yang hendaknya diperjuangkan secara kolektif oleh struktur NU di ruang publik.
2. Mendinamisir forum Lailatul Ijtima.
Kegiatan lailatul ijtima sekarang dikemas lebih hidup dan menyenangkan. Forum ini tidak boleh selesai pada rutinitas istighosah, namun menjadi ruang diskusi dan dialog yang lebih progresif-solutif membicarakan masalah-masalah jam'iyah dan jamaah. Forum menggerakkan peran sosial NU, didorong sebagai cikal bakal gerakan usaha dan penguatan ekonomi warga di akar rumput serta sarana edukasi dan penguatan NU secara struktural dan kultural.
3. Fokus pada pengembangan kualitas sumber daya manusianya (Jama’ah) dengan membuka dan menyediakan akses kader dan jamaah NU mendapatkan pendidikan tinggi dan memperbanyak pelatihan-pelatihan peningkatan keterampilan dan kemampuan kader dan jamaah NU pada bidang tertentu dan strategis.
Cara ini dapat membantu meningkatkan keterampilan dan kemampuan kader dan jamaah NU dalam berbagai bidang, sehingga dapat memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap kesejahteraan umat manusia secara menyeluruh.
4. Memperbanyak kolaborasi dan kemitraan dengan berbagai pihak. Jalan ini dapat membantu percepatan peningkatan efektivitas dan efisiensi program dan kegiatan NU, sehingga dapat memberikan hasil yang lebih baik dan lebih signifikan.
5. Kepemimpinan dan manajemen yang baik dan memberi contoh.
Dengan menggiatkan visi dan nilai-nilai Mabadi khaira ummah diruang publik, memasuki abad kedua, diharapkan kualitas warga NU lebih siap, tangguh dan memiliki ketahanan dalam merespon dan menghadapai kompleksitas kehidupan, menegakkan amar ma’ruf dan mencegah nahi mungkar.
Waalohualam bisshowab..!!