Hearing Garuda Indonesia mendampingi Jama'ah Umroh Fidya Tour & Travel bersama Pihak Perushaan, Kemenag dan Perizinan di Kantor DPRD Lombok Timur |
SELAPARANGNEWS.COM - Puluhan Jama'ah umroh PT. Fidya Tour & Travel di Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Telah Barat (NTB) mendatangi kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat bersama LSM Garuda Indonesia. Senin, (29/05/2023).
Kedatangan mereka itu dalam rangka mencari solusi atas gagalnya keberangkatan mereka berumroh padahal sudah melakukan penyetoran di PT. Fidya Travel & Travel.
Ketua LSM Garuda Indonesia M. Zaini yang mendampingi para jama'ah bersama anggotanya mengatakan bahwa ada 22 jama'ah yang telah melakukan penyetoran uang kepada PT. Fidya Tour & Travel masing-masing sebesar Rp. 33 Juta.
Calon jamaah itu, kata Zaini, menyetorkan uang dari tahun 2021 sampai 2022, namun terus dijanjikan untuk berangkat dan janji yang diberikan berulang kali dan sampai saat ini belum ada yang diberangkatkan.
Karena itu pihaknya meminta DPRD Lombok Timur beserta Pemerintah Daerah untuk melakukan evaluasi terhadap semua travel umroh yang ada di Lombok Timur. "Termasuk beberapa travel umroh yang terindikasi illegal," ujarnya.
Selain itu, Zaini juga meminta supaya DPRD bersama Kementerian Agama Lombok Timur untuk memberikan teguran dan sanksi kepada pihak Travel umroh yang terindikasi melakukan tindakan-tindakan yang melanggar hukum.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Lombok Timur H. Daeng Paelori yang turut hadir bersama Komisi II DPRD menjelaskan bahwa pihaknya bersyukur bahwa persoalan-persoalan seperti itu bisa mengemuka ke publik.
Ia meminta Kantor Kementerian Agama Lombok Timur untuk mengawasi betul aktivitas jasa travel umroh seperti yang beroperasi di Lombok Timur. Pasalnya, kata Daeng, ada ratusan orang yang mengadukan hal yang sama kepadanya.
"Ini masih satu kasus ini, kami dapat laporan ada ratusan orang yang belum berangkat," ujarnya.
Daeng berharap supaya persoalan tersebut segera menemukan jalan keluar. "Kasian jama'ah kita, di tengah-tengah kerinduannya ke Baitullah, mau naik haji harus mengantre panjang, alternatif umroh, tapi ternyata umroh juga sulit," ucapnya.
Terkait persoalan jama'ah umroh dengan PT. Fidya Tour & Travel yang dimediasi saat itu mengatakan bahwa ada iktikad baik Perusahaan untuk bertanggung jawab. Ia meminta supaya para jama'ah tidak putus asa, namun harus terus menguatkan tekad sembari menunggu solusi dari perusahaan.
"Tadi saya dengar bahwa kepala cabang perusahaan ini mau bertanggungjawab jawab," kata dia.
Meskipun Ia mengaku risih dengan hal itu, lantaran kepala cabang perusahaan jasa tersebut juga merupakan putra daerah yang berupaya untuk menjadi pengusaha tangguh dalam bidang Itu.
"Kasian, yang tadinya muncul pengusaha-pengusaha hebat tiba-tiba harus tenggelam gara-gara ditipu oleh orang-orang di pusat," pungkasnya. (Yns)