Bupati Lombok Timur HM. Sukiman usai melihat bagian dalam RSUD Selaparang di Kecamatan Suela setelah diresmikan |
SELAPARANGNEWS.COM - Keberadaan dokter spesialis di Kabupaten Lombok Timur masih sangat kurang. Hal itu diakui Bupati Lombok Timur HM. Sukiman Azmy.
Kurangnya keberadaan dokter spesialis turut dirasakan RSUD Selaparang yang baru diresmikan, sehingga harus meminjam di RSUD Soedjono Selong.
Karena alasan itu, Bupati Sukiman meminta Kepala Dinas Kesehatan untuk menyisir dokter yang ada di Rumah Sakit dan Puskesmas untuk melanjutkan pendidikannya supaya mendapatkan gelar dokter spesialis tersebut.
Bupati minta supaya para dokter potensial yang dimiliki Lombok Timur harus didorong untuk melanjutkan pendidikan hingga menjadi dokter spesialis. Apalagi berdasarkan informasi dari Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, kata Bupati, sekarang sudah ada program beasiswa bagi dokter yang ingin melanjutkan pendidikan spesialis.
"Tolong nanti didaftar kawan-kawan kita ini pak Kadis Kesehatan, di rumah-rumah sakit, di Puskesmas-Puskemas kita itu daftarkan saja, karena memang kita butuh," ucap Bupati usai meresmikan RSUD Selaparang di Kecamatan Suela. Selasa kemarin, (23/05/2023).
Senada dengan Bupati, Kepala Dinas Kesehatan Lombok Timur Dr. Pathurrahman juga mengakui bahwa Lombok Timur kekurangan dokter spesialis. Namun, tegas dia, kondisi seperti itu hampir terjadi di seluruh Indonesia.
Karena itu pihaknya saat ini sedang mencari cara untuk menutup kekurangan itu, namun dengan mempertimbangkan aspek pembiayaan yang tidak terlalu mahal. "Saya sedang mencoba-coba cari cara yang tidak terlalu mahal begitu," kata dia.
Salah satu cara yang coba dilakukan Dinas Kesehatan Lombok Timur ialah mendorong dokter umum yang bertugas di Rumah Sakit dan Puskesmas untuk melanjutkan kuliah dokter spesialis persis seperti yang diminta oleh Bupati tersebut.
"Makanya sekarang saya sedang mendorong teman-teman dokter umum untuk melanjutkan kuliah," ucapnya.
Idealnya, lanjut Pathurrahman, satu rumah sakit itu memiliki minimal 6 dokter spesialis, yang terdiri dari 4 dokter spesialis utama dan 2 dokter spesialis penunjang. "Jadi menurut saya minimal 6 sebenarnya per rumah sakit," imbuhnya.
Terkait dengan dokter spesialis di RSUD Selaparang, ia akan melakukan diskusi panjang dengan pihak RSUD Soedjono Selong. Untuk sementara, kata dia, dokter spesialis akan dipinjamkan dari RSUD Soedjono Selong.
"Ini kan RSUD tipe D Pratama, tidak harus dokter spesialis stay (tinggal,menetap-red) di sini," pungkasnya. (Yns)