 |
| Penulis: Muhammad Abdul Aziz | Praktisi Pendidikan Lombok Timur |
OPINI - Kemendikbud Republik Indonesia saat melakukan rapat kerjasama dengan Komisi X DPR-RI pada Rabu 24 Mei 2023, Nadiem anwar makarim menawarkan marketplace alternative perekrutan guru di tengah wacana penghapusan guru honorer di lingkungan pendidikan yang santer di dengar di kalangan guru.
Sebelum memberikan ulasan mengenai apakah dengan adanya marketplace gagasan Kemendikbud RI merendahkan profesi guru, maka penting kita memahami apa yang di maksud marketplace guru yang didasarkan pada konsep Kemendikbud RI.
Lantas apa ?
Pada rapat Kemendikbud RI dengan DPR tersebut menteri Nadiem Anwar Makariem memberikan pemaparan terkait permasalahan terkait dengan guru, diantaranya; 1) guru bisa pindah, berhenti, pension, dan meninggal dunia kapan saja, 2) perekrutan guru dilakukan secara terpusat dan 3) pemerintah daerah tidak mengajukan formasi guru ASN sesuai kebutuhan sekolah.
Lebih lanjut Kemendikbud RI memberikan tiga pilar solusi antara lain; perekrutan oleh sekolah, penempatan pada formasi kurang peminat dan marketplace untuk guru.
Mengutip dari artikel Kompas (2023) apa itu marketplace guru yang jadi solusi untuk penuhi kebutuhan tenaga pendidik menjelaskan, marketplace guru merupakan konsep ruang talenta bagi semua guru yang akan mengajar dengan syarat guru honorer yang sudah lulus PPPK dan guru yang telah lulus PPG Prajabatan yang nantinya akan tersimpan di database.
Untuk memastikan peserta didik menjadi sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang unggul maka pendidikan selektif dalam proses perekrutan pendidik, tidak sembarang copot sana copot sini bahkan banyak ditemukan pendidik yang tidak sesuai dengan jurusannya mengajar.
Dengan adanya gagasan marketplace yang wacananya akan di luncurkan di tahun 2024 sebagai penanda pendidikan Indonesia sedang bergerak maju mencerdaskan kehidupan anak bangsa, sebab marketplace ini akan di isi oleh pendidik yang sudah berkompeten pada bidangnya.
