Oleh: M. Abdul Aziz* |
OPINI - Sampah menjadi momok menakutkan bila terus tertimbun, menumpuk dan masuk di saluran irigasi masyarakat. Tidak sedikit antar warga satu dusun dengan dusun yang lain komplain kiriman sampah yang menumpuk apalagi di saat musim hujan yang mengakibatkan jalan tergenang air. Ga Bahaya Ta?
Tentu berbahaya dengan segala konsekuensi akibat dari banyaknya sampah. Terus bagaimana ?
Warga tentu menanti gebrakan apa yang akan dilakukan oleh pemerintah setempat untuk membebaskan warga bebas sampah. apakah clean up rutin, atau hanya menfasilitasi warga sekedar membuang sampah ke TPA atau ada jurus ampuh misalnya jurus sapu jagat yang sudah disiapkan oleh pemangku kepentingan. "Optimis aja ya, hehe"
Loo, kok menanti? Kayak menanti kepastian dari si doi ya soal kejelasan hubungan. Hihihi
Sebagai warga tentu sangat mensupport, bahkan siap membantu. Asalkan jelas capaian, program dan rencana keberlanjutannya. Namun bila hanya sekedar sifatnya seremonial belaka.
"Ya ndak tahu nanti" Selain itu, ada semangat yang membara di kobarkan pada saat mencalonkan diri maju berkontestasi. Tentu itu semua menjadi angin segar bagi warga atau masyarakat yang merindukan peningkatan kesejahteraan terutama di bidang kesehatan.
Seharusnya. Dengan estimasi waktu yang lumayan lama, setidaknya ide/gagasan itu sudah sampai ke para pendidik, tokoh, pedagang, petani, peternak atau secara umum masyarakat sebab ide besar bila tidak dikomunikasikan dengan baik bagaikan berlian di dalam jerami.
Namun pikiran harus berpikir yang positif, barangkali saat ini sedang merencanakan hal-hal strategis untuk membebaskan masyarakat dari sampah. []
*M. Abdul Aziz adalah pegiat sosial kemanusiaan dan praktisi pendidikan di Kabupaten Lombok Timur, NTB.