Panen bersama sebagai acara penutup kegiatan Sekolah Lapang Iklim NTB Tahun 2023 di Sembalun |
SELAPARANGNEWS.COM - Puluhan Petani asal Sembalun mengikuti Sekolah Lapang Iklim yang diselenggarakan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) NTB bekerjasama dengan Konsorsium Untuk Studi dan Pengembangan Partisipasi (KONSEPSI) NTB. Kegiatan ini merupakan komitmen BMKG NTB bersama KONSEPSI NTB dalam mengantisipasi dan adaptasi terhadap kejadian iklim ekstrem di sektor pertanian.
Sekolah Lapang Iklim ini dimulai dari tahap awal, yakni penanaman, dan berlanjut hingga masa panen. Selama tiga bulan sejak Juni hingga Agustus 2023 tersebut, peserta pelatihan mendapatkan pelatihan dan pelajaran mengenai strategi adaptasi pertanian yang berkelanjutan dalam menghadapi gejala perubahan cuaca yang semakin tidak menentu.
Hingga pada Selasa, (15/8/2023) proses panen ini dilakukan yang sekaligus menutup kegiatan Sekolah Lapang Iklim NTB Tahun 2023. Salah satu peserta menuturkan manfaat yang diperolehnya. Kesempatan yang tidak semua orang dapatkan ia manfaatkan untuk mengetahui lebih jauh tentang antisipasi iklim untuk sektor pertanian. “terus terang kami sangat merasakan ilmu yang diberikan oleh BMKG ini“ ujar Waan Hadi, salah seorang petani muda asal Sembalun Bumbung.
Pelatihan yang melibatkan berbagai pakar pertanian dan ahli iklim ini memberikan wawasan tambahan kepada para peserta mengenai teknik bertani yang lebih ramah lingkungan dan tanggap terhadap dinamika iklim.
Sementara itu, Nasri selaku Program Manajer KONSEPSI NTB mengaku bergembira. Sebab meskipun secara program, KONSEPSI NTB di Sembalun sudah berakhir. Namun atas dukungan dan komitmen yang dilakukan oleh BMKG NTB ini, maka Sekolah Lapang Iklim NTB Tahun 2023 ini berhasil diselenggarakan di Sembalun.
“Ilmu yang telah didapatkan sebelumnya semakin diperkuat dengan adanya Sekolah Lapang Iklim yang dilaksanakan oleh BMKG NTB ini“ ujarnya.
Harapannya, ilmu dan pembelajaran yang telah diperoleh juga untuk disalurkan kepada masyarakat yang belum berkesempatan mengikuti kegiatan ini. Sehingga masyarakat teredukasi dan memiliki pemahaman yang sama untuk mengantisipasi dan beradaptasi terhadap kejadian iklim ekstrem di sektor pertanian.
Sementara itu, Nuga Putrantijo selaku Kepala Stasiun Klimatologi NTB menyebutkan bahwa Sekolah Lapang Iklim di Sembalun adalah salah satu yang terbaik. Hal ini karena diikuti oleh berbagai unsur masyarakat, mulai dari tokoh masyarakat, tokoh agama, petani perempuan dan petani milenials.
“Sebab pertanian kita harus berkesinambungan, karena kita makan pakai apa kalau tidak ada petani. Sehingga keberadaan bapak dan ibu ini menjadi pekerjaan yang sangat mulia“ ucapnya.
Dengan berakhirnya Pelatihan Sekolah Lapang Iklim ini, harapannya pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh para petani dapat terus diterapkan dalam praktik pertanian mereka. Hal ini akan membantu menjaga ketahanan pangan, sekaligus memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi petani dan masyarakat. (SN)