Notification

×

Iklan

Iklan

MCC RSUD Selong Diduga Enggan Tangani Pasien Lantaran Tak Punya Biaya

Friday, July 19, 2024 | July 19, 2024 WIB Last Updated 2024-07-19T11:29:19Z

Gambar Pasein sebelum menghembuskan nafas terakhirnya

SELAPARANGNEWS.COM - Kepala Desa Kembang Kerang, Kecamatan Aikmel, Kabupaten Lombok Timur Yahya Putra mengaku berang dengan pola pelayanan MCC (Mother And Child Center) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Raden Soedjono Selong. 


Pasalnya, anak laki-laki umur 5 tahun bernama KW yang berasal dari Dusun Montong Pace, Desa Kembang Kerang, akhirnya meninggal dunia karena pihak Rumah Sakit diduga enggan memberikan penanganan lantaran tidak mampu membayar biaya yang dibutuhkan. "Anak itu meninggal tadi malam," terang Yahya Putra kepada Selaparangnews.com.Jum'at, (19/07/2024).

Awalnya, tutur Yahya, salah satu warga menghubunginya dan bercerita soal kondisi anaknya yang sedang sakit. Mendengar hal itu, Ia menyarankan supaya langsung dibawa ke Puskesmas Aikeml sembari Ia sendiri mencoba menghubungi Pihak Puskesmas agar anak tersebut segera mendapatkan penanganan.

Sore harinya, kata dia, pihak Puskesmas menghubunginya lagi dan mengabarkan bahwa anak tersebut harus segera dirujuk ke Rumah Sakit mengingat gejala penyakit yang diderita makin memburuk. "Anak itu kan kejang-kejang, dari Puskesmas diminta untuk segera dirujuk ke Rumah Sakit," jelasnya. 

Ia kemudian bergegas ke Puskesmas membawa Ambulance Desa dan langsung merujuk anak tersebut ke MCC RSUD dr. Raden Soedjono Selong supaya segera mendapatkan penanganan. "Sore itu saya pulang, sementara anak itu dibawa menggunakan ambulance ke RSUD Selong," imbuhnya. 

Tapi malam harinya, kata dia, keluarga pasien menelponnya dan mengatakan bahwa pihak RSUD memasukkan anak itu sebagai Pasien umum dan harus menjalani CT Scan yang butuh biaya sebesar Rp. 1 Juta. 


Ia mengaku tidak mempermasalahkan warganya tersebut masuk sebagai pasien umum dan berbayar. Tapi setidaknya, kata Yahya, Rumah Sakit semegah itu, yang sangat dibanggakan oleh seluruh masyarakat Lombok Timur lebih mendahulukan keselamatan nyawa orang lain daripada biaya dan tetek bengeknya itu. 

"InsyaAllah kami akan bayar kok, tapi tangani saja dulu, kan ada identitas orang, jelas dia orang mana, nanti kalau seandainya tidak mampu bayar, rumah sakit tahu kemana cari mereka, bisa saja menghubungi saya," sesalnya. 

Mendapat informasi seperti itu dari keluarga pasien, malam-malam Ia langsung meluncur ke RSUD Selong. Tapi sayang, nyawa anak yang sedang diperjuangkan itu, sudah tidak ada lagi.

Kan karena kesal, katanya Ia sempat marah di dan menunjuk-nunjuk wajah orang-orang yang ada di sana waktu itu. "Saya sangat kesal dan marah, saya sampai tunjuk-tunjuk wajah mereka," tegasnya. 

Karena warganya diperlakukan tidak manusiawi, Yahya pun mengaku enggan mengurus jenazah pasien sesuai prosedur yang berlaku, melainkan langsung membawanya pulang menggunakan mobil ambulans Desa. Kendati demikian, kata Yahya, pihaknya tetap membayar biaya administrasi penanganan awal saat baru datang. "Tetap saya bayar sekitar Rp. 1 Jutaan," pungkasnya. 

Media ini sudah mengkonfirmasi Direktur RSUD Selong dr. H.M. Hasbi Santoso sejak siang tadi melalui pesan dan panggilan WhatsApp, tapi hingga berita ini diterbitkan belum ada balasan meskipun pesan konfirmasi tersebut sudah terkirim. (Yns) 
×
Berita Terbaru Update