Notification

×

Iklan

Iklan

PPK Sakra Barat Jawab Temuan Panwascam Soal Pemilih Potensial Tidak Tercoklit

Monday, July 29, 2024 | July 29, 2024 WIB Last Updated 2024-07-28T17:34:06Z

Dokumentasi tindaklanjut perbaikan oleh Pantarlih atas Saran Perbaikan yang dilayangkan Panwascam Sakra Barat kepada PPK (foto: Doc.PPK Sakra Barat) 

SELAPARANGNEWS.COM - Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Sakra Barat, Kabupaten Lombok Timur Muhammad Jamiluddin mengaku kaget saat membaca berita temuan Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan (Panwascam) Sakra Barat terkait Pemilih Potensial yang dikatakan belum tercoklit. 


Pasalnya, kata dia, pemilih Potensial yang dimaksud semuanya sudah ditindaklanjuti oleh Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (PPDP/Pantarlih) di hari saat Panwascam memberikan rekomendasi perbaikan kepada PPK. 

"Sebetulnya masalah ini sudah selesai, karena semua Sarper (Saran Perbaikan -red) yang disampaikan Panwascam sudah kita tindaklanjuti di saat itu juga," kata dia dikonfirmasi Selaparangnews.com. Minggu, (28/07/2024). 

Ia mengakui bahwa, sebelumnya memang ada salah satu warga yang belum ditulis namanya oleh Pantarlih pada stiker coklit dan di tanda daftar pemilih yang diberikan kepada pemilih. Hal itu terjadi lantaran adanya kesalahpahaman karena warga itu masih duduk di bangku sekolah. 

Namun demikian, lanjut Jamiluddin apa yang jadi temuan Panwascam itu sudah diperbaiki jauh-jauh hari sebelumnya. Bahkan setelah itu, kata dia, pihaknya langsung menginstruksikan kepada jajarannya di desa dan ke Pantarlih untuk melakukan penyisiran terhadap warga-warga yang kemungkinan terlewati untuk dicoklit. 

Akan tetapi, lanjut Jamiluddin, mengangkat suatu persoalan tanpa melayangkan rekomendasi perbaikan juga merupakan persoalan bagi Panwascam sebenarnya. "Kenapa tidak ada Sarper ke kita, tapi kan Sarper-sarper dari Panwascam itu sudah kita balas dengan surat juga," terangnya.

Jamiluddin mengungkapkan bahwa temuan terakhir yang disampaikan Panwascam kepada PPK ialah tanggal 22 Juli lalu. Setelah itu tidak ada surat rekomendasi perbaikan yang dilayangkan Panwascam kepada PPK.

Terlepas dari semua itu, Ia tetap berpikir positif bahwa apa yang diungkapkan Panwascam lewat media massa akan dijadikan motivasi untuk perbaikan data. "Semoga hubungan dan komunikasi panwascam dan PPK tetap baik meskipun masalah ini tiba-tiba muncul. Tapi kami anggapan sebagai bahan evaluasi untuk perbaikan data," pungkasnya. 

Sebelumnya, Ketua Panwascam Sakra Barat Zikri Insanul Haq mengatakan bahwa puluhan Pemilih Potensial yang ada di Kecamatan Sakra Barat terancam tidak bisa memilih pada Pilkada 2024 yang akan dilaksanakan pada tanggal 27 November 2024 mendatang lantaran tidak dicoklit oleh Pantarlih berdasarkan data yang ditemukan saat melakukan uji petik sampel terhadap warga sudah didata oleh Pantarlih. 

"Setelah kami turun langsung, ternyata banyak pemilih potensial yang tidak dicoklit," ungkapnya lewat siaran tertulis yang diterima media ini Minggu kemarin, (28/07/2024).

Menurutnya, pemilih potensial tidak masuk dalam daftar Pantarlih, dikarenakan pemilih - pemilih pemula ini tidak memliki Adminduk (KTP) dan dengan alasan masih sekolah. "Yang paling aneh, ada Pantarlih yang beralasan kertas bukti coklit habis, sehingga masyarakat tersebut tidak dilakukan coklit pada hari itu bahkan sampai dengan berakhirnya masa jabatan Pantarlih," katanya.

Ia mengatakan bahwa bukan hanya pemilih pemula yang tidak dicoklit, ada juga masyarakat yang tidak ada didalam DP4. Jumlahnya ini banyak ditemukan di wilayah - wilayah perbatasan dengan wilayah yang lain.

"Setelah kita melihat data yang ada, ternyata banyak masyarakat yang belum dicoklit dengan berbagai alasan yang tidak jelas," ujarnya.

Dengan banyaknya temuan di lapangan berdasarkan hasil uji petik yang dilakukan, Ia menyimpulkan bahwa pendataan yang dilakukan oleh Pantarlih ini hanya berfokus pada DP4 saja, tanpa memperhatikan administrasi kependudukan pemilih. Sehingga banyak masyarakat yang tidak terdaftar.

"Kalau pendataan hanya mengacu pada DP4 saja, banyak masyarakat yang akan tidak bisa memilih, bahkan ada juga warga yang ada di Malaysia tidak di coklit," ujarnya.

Salah satu pemilih pemula yang masih duduk di bangku kelas 2 SMA atas nama AA mengaku kaget karena ketika petugasnya datang tidak mendata dirinya. Padahal, dirinya sudah berusia 17 tahun pada Bulan Juni kemarin.

"Saat dia datang, kamu kelas berapa, saya jawab kelas 2, dia tidak pernah melihat tanggal dan tahun lahir saya," pungkasnya. (Yns) 
×
Berita Terbaru Update