Notification

×

Iklan

Iklan

Institut Elkatarie Usung Jargon Sasakologi, Terapkan Kurikulum Merdeka Belajar dengan Sistem Multidisipliner Keilmuan

Tuesday, August 27, 2024 | August 27, 2024 WIB Last Updated 2024-08-27T05:24:53Z

Rektor Institut Elkatarie Dr. Asbullah Muslim, S.Fil.I., M.Pd.I. (Dok. Selaparangnews.com) 

SELAPARANGNEWS.COM - Ada banyak Perguruan Tinggi di Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), salah satunya adalah Institut Elkatarie. Kampus yang terletak di Desa Banjar Sari, Kecamatan Labuhan Haji, Lombok Timur itu dibangun pada tahun 2020 lalu. 


Senin kemarin, 26 Agustus 2024, Institut Elkatarie telah sukses menggelar Rapat Yudisium Perdana kepada 56 Mahasiswa dari Fakultas Tarbiyah, Fakultas Syariah, serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Rencananya, 56 Mahasiswa itu akan diwisuda bersama puluhan Mahasiswa lainnya pada November 2024 mendatang.


Rektor Institut Elkatarie Dr. Asbullah Muslim, S.Fil.I., M.Pd.I, menjelaskan, telah lama Institut menerapkan Kurikulum Merdeka Belajar di kampus tersebut yaitu sejak tahun 2020 yang lalu. Bahkan pihaknya sudah menjalin kesepakatan dengan sejumlah Perguruan tinggi, baik dalam maupun luar negeri, termasuk dengan Perguruan tinggi di Timur Tengah. 


Nantinya, lanjut Dr. Asbullah, Dosen dan Mahasiswa Institut Elkatarie bisa melakukan pertukaran gagasan, bahkan pertukaran mahasiswa dengan Perguruan tinggi tersebut. Dalam rangka menerapkan Kurikulum Merdeka Belajar itu, Mahasiswa Institut Elkatarie yang tengah menyelesaikan tugas akhir Skripsi juga diberikan kelonggaran untuk memilih disiplin ilmu yang ingin diangkat sebagai topik penelitian. 


"Kami mengadopsi pendekatan IsIam Multidisipliner, yaitu ajaran-ajaran IsIam yang terkoneksi dan terintegrasi dengan berbagai macam keilmuan," imbuhnya. 


Ia mencontohkannya dengan Mahasiswa Fakultas Tarbiyah yang tidak harus mengangkat masalah pendidikan saja, melainkan juga bisa mengangkat masalah hukum dan ekonomi. "Karena disitulah nikmatnya yang namanya Merdeka belajar. Ada integrasi disiplin keilmuan multidisipliner di semuanya," tandas Dr. Asbullah. 


Selain itu, sambung Dr. Asbullah, Institut Elkatarie juga menggunakan Istilah Sasakologi sebagai Jargon, yaitu sebuah konsep yang murni produk Institut Elkatarie sendiri. Dalam konsep itu, jelasnya, terangkum nilai-nilai lokal yang terintegrasi dengan nilai-nilai Keislaman. Katanya, konsep dan istilah itu dimasukkan dalam Kurikulum dan semua program studi yang ada di Institut Elkatarie.


"Jadi Kurikulum Institusi itu ada mata kuliah pendidikan Bahasa sasak, ada mata kuliah baca tulis bahasa sasak, lalu ada mitigasi bencana karena kita daerah rawan bencana," jelasnya. 


Sasakolog, lanjut Dr. Asbullah, merupakan ciri khas Kampus Institut Elkatarie yang menjadi pembeda dengan kampus-kampus lainnya. Sasakologi diharapakan menjadi jargon Institut Elkatarie sekaligus untuk menunjang visi-misi kampus dalam menumbuh kembangkan budaya lokal dan mengintegrasikannya dengan sifat keislaman. 


Sasakologi itu, tegasnya, merupakan hak paten milik Institut Elkatarie yang sudah berjalan rutin dan lama. Ada banyak program yang dilakukan dengan konsep itu, di antaranya adalah Ngaji Budaya Bajang yang digelar setiap bulan Ramadhan, lalu ada juga Sabtu Mengkaji yang dilakukan setiap hari Sabtu di Kampus Elkatarie dan ada juga Konferensi Nasional Sasakologi. (Yns) 

×
Berita Terbaru Update