H. Ahmad Patoni, Kepala Pelaksana Harian Pondok Pesantren Salaf Modern (PPSM) Thohir Yasin Lendang Nangka, Kecamatan Masbagik |
SELAPARANGNEWS.COM - Kepala Pelaksana Harian Pondok Pesantren Salaf Modern Thohir Yasin Lendang Nangka, Kecamatan Masbagik H. Ahmad Patoni sangat menyayangkan adanya berita yang beredar baru-baru ini mengenai arah dukungan Pimpinan Ponpes Thohir Yasin TGH. Ismail Thohir ke salah satu Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTB. Menurutnya, informasi tersebut cukup menyayat hati Jama'ah dan segenap Santri Thohir Yasin.
Ia menjelaskan bagaimana kronologi Pimpinan Ponpes TGH. Ismail Thohir berfoto bergandengan tangan dengan salah satu wakil Calon Gubernur NTB yakni Abah Uhel yang kemudian dijadikan gambar berita di sejumlah media online.
"Foto yang tersebar ini sangat memilukan, karena saya pribadi berada di lokasi, termasuk sebelum silaturrahmi berlangsung," ucapnya.
Sebelum itu, sambungnya, Tim dari paslon tersebut menghubungi Ponpes Thohir Yasin untuk bersilaturahmi dengan Pimpinan Ponpes. Akhirnya Pimpinan Ponpes yakni TGH. Ismail Thohir meminta untuk mengawal agar jangan sampai ada yang ambil gambar.
Pimpinan, lanjut Patoni, sudah memberikan jawaban bahwa dirinya tidak bisa menolak orang yang ingin bersilaturrahmi, karena itu sunnah nabi.
Karena ditugaskan oleh pimpinan untuk menyampaikan aturan silaturrahmi itu, kata dia, pihaknya pun menyampaikan kepada penyambung dari tim paslon tersebut. Thohir Yasin, lanjut Ahmad Patoni, sangat senang silaturrahmi, tapi karena momen politik, Pimpinan meminta supaya tidak sampai bawa tim, bawa wartawan atau ambil foto.
"Tim penyambungan pun mengiyakan, waktu itu malah berucap ke saya, bahwa mereka minta diberikan izin silaturrahmi dan minta do'a, bukan minta dukungan, karena mereka tahu Thohir Yasin netral dan komit tidak berpolitik," kata Ahmad Patoni, lewat siaran tertulis yang diterima media ini. Minggu, (27/10/2024).
Mendengar jawaban dari tim penyambung, lanjutnya, pihaknya pun menyampaikan ke pimpinan kalau tim siap tidak akan ambil gambar dan tidak publish di media sosial.
"Akhirnya Almukarrom (TGH. Isma'il Thohir -red) memberikan jadwal habis isya," imbuhnya sembari mengatakan bahwa saat terjadi obrolan singkat, pihaknya selalu bolak-balik mengingatkan pada pendamping yang mengawal agar tidak mengambil gambar. "Merekapun selalu bilang siiap, tenang, kami tidak akan publish dan ambil gambar," kata Patoni.
Setelah beberapa menit terjadi obrolan, Ia dipanggil Pimpinan, bahwa Calon yang bersangkutan ingin pamit. Saat di depan rumah Pimpinan Ponpes Thohir Yasin, datang dua orang dan tiba-tiba minta Abah Uhel agar bersalaman dengan Almukarrom dan berdiri untuk diambil gambar.
Melihat hal itu, kata Patoni, Ia dengan sigap menghampiri dua orang tersebut dan menepuk pundaknya. "pak, ingat jangan dipublish, silahkan kalau untuk dokumen pribadi, dua orang itu pun menjawab kalau itu hanya untuk kenang-kenangan pribadi," ujarnya.
Mendengar hal itu, Patoni merasa tenang. Tapi belum belum 24 jam, Ia mengaku kaget dengan munculnya sejumlah berita tentang dukungan Thohir Yasin ke Paslon nomor urut 2.
Padahal, kata dia, sampai detik ini Thohir Yasin tetap komit tidak mendukung siapapun dan semua calon Gubernur sudah pernah silaturrahmi ke Pimpinan Thohir Yasin, mulai dari Sitti Rohmi maupun Lalu Moh. Iqbal. "Tapi, tak ada yang publish seperti timnya Abah Uhel," ucapnya.
Ia menegaskan bahwa berdasarkan cerita dari Istrinya, Pimpinan Ponpes Thohir Yasin TGH. Ismail Thohir tidak pernah diketahui mendukung atau mencoblos siapa, sejak ikut mencoblos dari tahun 80-an.
"Sudah hampir 45 tahun beliau aktif ikut serta ke TPS, istri beliau sendiri tidak tahu beliau pernah coblos partai apa atau calon siapa," tandasnya.
Ahmad Patoni menjelaskan bahwa TGH. Ismail Thohir merupakan sosok yang taat pada pemerintah dan demokrasi, tapi tidak pernah bersikap mendukung partai atau perseorangan. "Beliau tokoh yang silent kalau berkaitan dengan pilihan politik, sehingga sikap beliau adalah sikap Thohir Yasin," ujarnya.
"Pimpinan dan Thohir Yasin di tahun politik ini tetap tidak mengarahkan atau mendukung salah satu kandidat, semua guru, pegawai dan jamaah dibebaskan memilih sesuai hati nurani dan afiliasi masing-masing," tutupnya. (SN)